PHI Adalah Manifestasi Perjuangan Perempuan Raih Kemerdekaan
VIVA.co.id – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP & PA) Yohana Yembise menilai, Peringatan Hari Ibu (PHI) di Indonesia merupakan sebuah manifestasi perjuangan panjang kaum perempuan yang turut terlibat dalam meraih kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah.
Wanita yang akrab disapa Mama Yo ini menjelaskan, keterlibatan perempuan dibuktikan melalui Kongres perempuan pertama pada tanggal 22 Desember 1928 di Gedung Mandalabhakti Wanitatama di jalan Adisucipto, Yogyakarta. Kongres tersebut dihadiri oleh 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera yang telah mengukuhkan semangat dan tekat bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia.
"PHI diharapkan dapat mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan serta dapat membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya," ujar Mama Yo saat memberikan sambutan acara puncak PHI di Serang Banten.
Ia menambahkan, sebagai apresiasi atas gerakan bersejarah itu, PHI secara resmi ditetapkan ditetapkan sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No 316 tahun 1959.
"Kesetaraan perempuan dan laki-laki untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang dan kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan, merupakan tema yang diusung pada PHI ke 88 kali ini. Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia serta menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan PP & PA sebagaimana juga tercantum dalam RPJMN 2015-2019 guna mewujudkan Nawacita sebagai salah satu agenda nasional," ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan Mama Yo, saat ini terbukti bahwa perempuan berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan (Agent Of Change), serta momentum bagi para perempuan Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi serta turut serta dalam seluruh proses pembangunan.
"PHI ke-88 tahun 2016 diharapkan dapat mendorong terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki pada setiap aspek kehidupan baik di dalam keluarga, masyarakat maupun bangsa dan Negara untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong," katanya.
Sementara itu, Presiden Jokowi saat sambutannya mengatakan, saat ini Indonesia memiliki 9 menteri perempuan. Menurutnya Mama Yo merupakan profesor perempuan pertama dari tanah Papua.
"Ketika Indonesia melakukan MoU di Rusia dulu, Presiden Putin pernah memanggil menteri dari Indonesia yang tiga menteri dipanggil merupakan perempuan. Menteri Luar Negeri perempuan, Kemudian dipanggil lagi Menteri BUMN juga perempuan, terakhir Menteri PP & PA juga perempuan. Rusia tiga kali laki-laki sementara Indonesia tiga kali perempuan," katanya.
Jokowi menjelaskan ada beberapa kelebihan dari perempuan, pertama perempuan sangat jeli melihat masalah-masalah. Kedua, perempuan tahan uji dan ketiga perempuan tidak pernah mengeluh.
"Itu yang saya rasakan. Untuk di Banten ada 8 bupati/walikota. Separuhnya adalah perempuan. Di Indonesia ada 77 perempuan untuk bupati/wakil bupati, atau walikota/wakil walikota," katanya.
Kata Jokowi, persaingan global yang semakin tinggi, 80 persen perempuan. Oleh karena itu Indonesia membutuhkan sosok ibu.
"Indonesia membutuhkan para ibu untuk menjaga integritas bangsa. Untuk melatih pemanfaatan teknologi agar tidak melakukan kesalahan yang merusak moralitas bangsa. Terakhir, saya ucapkan selamat hari ibu. Teruskanlah menjadi ibu yang mendampingi anak-anak. Teruslah menjadi ibu-ibu yang hebat agar Indonesia semakin hebat," ujarnya.
Untuk diketahui, puncak PHI ini diselenggarakan di pelataran Masjid Al Bantani kawasan pusat Pemerintahan Provinsi Banten. Ada beberapa rentetan acara puncak PHI ini diantaranya, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya,sejarah singkat hari Ibu, himne hari ibu dan laporan panitia.
Selain itu juga ada penyerahan simbolik isbat nikah dan akta kelahiran anak, sambutan Menteri PP & PA, penyerahan simbolik sumbangan sembako, penyerahan simbolik penghargaan perempuan perintis, amanat RI 1 dan Deklarasi Banten.
Dalam kegiatan ini, Kementerian PP & PA RI bekerjasama dengan OASE KK, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), TP PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Persatuan Wanita Pusat, Bhayangkari dan mitra kerja lainnya bersatu padu mensukseskan PHI.
Dalam acara PHI yang ke 88, acara ini berlangsung cukup meriah, dengan dibuka oleh penampilan dari Perkusi Papua Voice, lalu dilanjutkan dengan talk show mengenai ‘Peran Ayah Dalam Mewujudkan Program Three Ends’, lalu talk show ke-2 tentang UMKM yang diakhiri oleh sesi tanya jawab, lalu penghargaan daerah yang diberikan langsung oleh Pemprov Banten dengan diakhirinya acara puncak PHI ke-88 tahun 2016. (Webtorial)