Kronologi Penyergapan Teroris Tangsel Versi Warga

Penggerebekan terduga teroris di Tangerang Selatan, Rabu, 21 Desember 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Agung

VIVA.co.id – Lokasi penyergapan empat terduga teroris di Kampung Babakan, Tangerang Selatan, masih dipenuhi warga. Beberapa akses yang mendekati rumah kontrakan para terduga teroris masih ditutup polisi.

Ancaman Bom Diduga dari Rusia Mencuat di Beberapa Titik Pemungutan Suara AS

Berdasarkan keterangan warga yang ditemui di lokasi, banyak yang tidak mengetahui latar belakang para terduga teroris. Warga mengatakan empat pelaku telah menetap antara satu hingga dua minggu.

"Yang saya tahu (sudah menetap) kurang lebih dua minggu," kata Azizah di lokasi, Rabu, 21 Desember 2016.

Detik-Detik Mobil Wanita di Bekasi Dilempar Bom Molotov hingga Hangus Terbakar

Warga juga mengaku tidak pernah berinteraksi dengan keempat terduga teroris. Yang sering terlihat, satu orang sering bepergian atau pulang dengan menggunakan ojek online.

"Saya pekerjaannya enggak tahu. Saya lihat kalau berangkat atau pulang pakai Gojek," ujarnya.

Kata Densus 88 Soal Temuan 5 Bom Rakitan di Kebun Warga Poso

Proses penyergapan teroris Tangsel telah dilakukan sejak pukul 08.00 WIB. Berlangsung cepat. Salah seorang warga yang tinggal di dekat rumah tersangka teroris menceritakan kronologinya.

"Saya lagi diam di dekat rumah. Tahu-tahu ada mobil ngebut, padahal ada anak-anak, sempat kita teriakin," ujar Cepi, salah satu warga di Kampung Babakan.

Warga sempat kesal dengan mobil tersebut. Setelah ditilik-tilik, ternyata mereka adalah tim Kepolisian yang tengah menyergap rumah kontrakan tempat teroris merangkai bom.

"Tiba-tiba mereka turun. Tak lama setelah itu terdengar suara tembakan dari dalam rumahnya," kata Cepi.

Penangkapan tersebut sangat cepat sehingga warga tak bereaksi banyak. Seketika, polisi mengamankan kondisi sekitar dan memasang garis polisi dengan radius 10 meter.

"Polisi sempat berteriak sebelum terjadi penembakan, lantas keluar dan mengamankan warga. Pada saat itu, kami baru tahu kalau mereka adalah polisi, ujarnya.

Cepi sempat mengaku ketakutan bila peluru menembus tembok. Pasalnya, anaknya tengah berada tepat di belakang kontrakan tersebut.

"Saya langsung memikirkan anak saya yang lagi di belakang situ, peluru kan bisa menembus tembok. Sekarang keluarga sudah saya pindahkan ke tempat lain," kata Cepi.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan menyatakan penindakan tegas dilakukan karena para pelaku melakukan perlawanan dengan senjata api dan bom yang siap meledak. Padahal polisi, katanya, sudah memberikan peringatan agar mereka menyerah.

"Para pelaku malah akan melakukan perlawanan dengan senjata api maupun bom, sehingga dilakukan tindakan tegas. Karena membahayakan warga setempat dan petugas Kepolisian," kata Iriawan. (ase)

Orang-orang mengantre untuk memberikan suara dalam Pemilu Amerika Serikat

Ada 30 Ancaman Bom Palsu saat Pemungutan Suara di AS

Jalannya pemungutan suara Pilpres Amerika Serikat diwarnai dengan adanya ancaman bom palsu.

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024