BNPT: Pembaiatan Kelompak Radikal Melalui Media Sosial
- REUTERS/Stringer/File Photo
VIVA.co.id - Pembaiatan seseorang yang akan bergabung dengan kelompok radikal atau teroris tidak mesti bertemu tatap muka dengan pimpinannya. Pembaiatan bisa dilakukan melalui dunia maya atau media sosial.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Arfin Hamid, dalam sebuah forum diskusi bertajuk Counter Paham Radikalisme atau Paham Terorisme di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 20 Desember 2016.
Arfin menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian FKPT, ada seorang yang berbaiat melalui media sosial dengan kelompok radikal, yaitu guru bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas I Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Awalnya, seorang guru perempuan berkunjung ke Bima, Nusa Tenggara Barat, dan bertemu saudara iparnya berpaham radikal. Si guru itu sempat menolak paham radikal itu. Namun, akhirnya lambat laun pemahaman guru keagamaan mulai terpengaruh.
"Tiga bulan kemudian perempuan itu menghilang. Ternyata ada baiat melalui media sosial Facebook-nya," ujar Arfin.
Setelah ditelusuri, ternyata dalam akun Facebook-nya diketahui terdapat foto-foto pelaku bom Bali, Amrozi, dan terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir.
"Kami yakin ikut ke sana (Suriah untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah/ISIS)," ujarnya.
Seorang guru itu sempat pergi ke Suriah dan sebelum bergabung bersama ISIS diketahui keberadaannya. Dia kemudian dipulangkan ke Indonesia.
Setelah pulang ke Indonesia, guru itu enggan bertemu orang lain, kecuali keluarganya. Perubahan perilaku itu diketahui suaminya, dan dia kemudian melaporkannya kepada BNPT serta Kepolisian.