Cara Kota Makassar Urai Macet

Smart Pete-pete Makassar
Sumber :

VIVA.co.id – Macet tidak hanya menjadi persoalan ibukota DKI Jakarta, kota-kota besar di sejumlah wilayah Indonesia juga menghadapi problem serupa. Salah satunya, Kota Makassar. Kemacetan paling dikeluhkan warga kota ini. Jika Jakarta mengurai macet dengan TransJakarta, Makassar mulai menjajal Smart Pete-pete.

Kendaraan ini tak berupa bus seperti TransJakarta, tetapi serupa angkutan kota atau angkot yang di kota itu biasa disebut Pete-pete. Meski kecil dan hanya mampu menampung 16 penumpang, dengan 12 tempat duduk dan empat berdiri, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto berharap Smart Pete-pete yang prototypenya baru diluncurkan pekan lalu bisa mengurai kemacetan di kota berpenduduk 1,8 juta jiwa itu.

Bagaimana Smart Pete-pete yang hanya mampu mengangkut 16 penumpang bisa mengurai macet? Mohammad Ramdhan Pomanto yang biasa disapa Danny ini, Senin 19 Desember 2016, menjelaskan, nantinya saat Smart Pete-pete diproduksi dan dioperasikan secara massal, arus lalu lintas akan dibenahi.

Nantinya, jalur yang dilalui Smart Pete-pete dilakukan secara contraflow atau melawan arus. Sementara kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, nantinya harus melalui jalur memutar yang lebih jauh dan memakan waktu lama. Dengan demikian, masyarakat diharapkan meninggalkan kendaraan mereka di rumah dan beralih ke Smart Pete-pete yang hanya berhenti di shuttle khusus. Selain itu angkot ini nantinya juga akan terhubung dengan Bandara Hasanuddin di kawasan Maros.

Fasilitas yang ada pada kendaraan ini juga diharapkan menjadi daya tarik masyarakat. Karena angkot ini dilengkapi AC, wifi, stop kontak, televisi, CCTV di bagian dalam, depan dan belakang. CCTV ini terhubung dengan "War Room" Pemkot Makassar. Kendaraan ini juga dilengkapi fasilitas solar shell.

Sementara dindingnya hampir 90 persen berupa kaca yang bertujuan menghindari terjadinya aksi pelecehan dan tindak kriminal terhadap penumpang. Karena aktivitas penumpang akan terlihat dari luar.  "Penumpang hanya cukup bayar Rp10.000 yang berlalu untuk satu hari," kata Danny.

Namun impian masyarakat Makassar terbebas dari macet belum bisa terealisasi dalam waktu dekat. Sebab tahun 2017, angkot pintar baru ada 10 unit. "Tahun depan kita baru uji coba, untuk rute dan lain-lain," katanya.

Diakui Danny kehadiran angkutan pintar ini memicu kekhawatiran bakal menggusur pete-pete yang kini dioperasikan Organda. Protes pun sempat muncul dari sejumlah pihak. Tetapi ia memastikan operasional Smart Pete-pete tak menjadi otoritasnya, ia tetap menyerahkan opersionalnya kepada Organda. Pihaknya juga tidak akan menambah izin pete-pete. "Kita pakai izin yang sudah ada, yang tergabung dalam Organda," katanya.

Kebakaran Hanguskan Belasan Rumah Dekat Polsek Makassar Sulsel

Soal kekhawatiran Smart Pete-pete yang merupakan produksi lokal ini tidak bakal berjalan mulus, kandas serupa mobil Esemka yang sempat digadang-gadang Joko Widodo saat masih menjadi Wali Kota Solo, Danny menepis. Kata dia, saat uji coba dilakukan tahun 2017, Pemkot juga akan meminta masukan dari masyarakat untuk menyempurnakan proyek ini. "Jadi Insya Allah bisa berjalan, tidak akan jadi produk gagal," katanya.

Smart Pete-pete ini sempat dipamerkan di sela Refleksi Akhir Tahun 2016 dan Outlook 2017 Kota Makassar, Senin kemarin. Dosen Komunikasi Universitas Indonesia Effendi Gazali yang ikut mencermati pembangunan Kota Makassar menilai kendaraan pintar yang digagas Pemkot ini merupakan tantangan di tengah banyaknya ide pengembangan dan perbaikan kota terbesar di timur Indonesia ini.

Detik-detik Penggagalan 30 Orang Ambil Paksa Jenazah Corona di Sulsel

"Jangan sampai semua ide dituangkan bersamaan, harus pelan-pelan, satu-satu sehingga apa yang diharapkan bisa tercapai. Ada keberlangsungannya," kata dia.

Terminal Induk Jati di Kudus, Jawa Tengah, sepi selama masa pandemi COVID-19 dan penerapan PPKM.

Organda Kudus: Sudah Ada Pengusaha Transportasi yang Gulung Tikar

Organda Kabupaten Kudus berharap perhatian pemerintah untuk pengusaha transportasi yang terdampak pandemi COVID-19 dan PPKM.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2021