Kapolri Sebut Demografi Indonesia Masih Rawan

Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Universitas Negeri Jakarta.
Sumber :
  • Danar Dono

VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, demografi Indonesia yang masih berbentuk piramida merupakan tantangan bagi sebuah negara multikultur untuk mempertahankan persatuan.

Presiden Jokowi Sebut Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Punya Pesan Kuat

"Kita melihat negara yang kurang dari 71 tahun dan mereka lebih solid dan kesejahteraannya lebih baik dari kita. Sehingga kelas menengah banyak dan lebih kuat kebangsaannya, sedikit berbeda dengan kita," ujarnya dalam diskusi kebhinekaan di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin, 19 Desember 2016.

Tito menjelaskan, bentuk demografi Indonesia yang berbentuk piramida, menunjukan masih banyaknya low class jika dibandingkan dengan middle class atau bahkan top class yang sangat sedikit. Untuk itu, Tito kembali menyampaikan bahwa demografi tersebut merupakan tantangan bersama dalam menjaga kebhinekaan.

Putra Suku Dani Papua Takjub Temukan Kebhinekaan di Seleksi Akpol

"71 tahun demografi kita masih berbentuk piramida, high class dan middle classnya tidak besar, tapi low classnya besar. Low class besar menjadi potensi perpecahan cukup tinggi," katanya menambahkan.

Dalam menjaga kebhinekaan, Tito meminta bangsa Indonesia untuk mewaspadai pengaruh negara-negara lain. Selain itu, pergerakan peta politik dari negara lain dimungkinkan akan menguji kebhinekaan di Indonesia. Selain itu, demokratisasi yang terjadi saat ini harus disikapi secara bijak, tidak berlebihan karena akan menjadi potensi penganggu kebhinekaan di balik nilai positifnya.

Presiden Jokowi: Capaian Pembangunan Harus Kita Rawat dan Jaga, Kita Lanjutkan

"Dengan adanya super power yang muncul, demokratisasi terjadi, kita lihat iklim demokratisasi sebenarnya baik karena ada ruang check and balance. Nilai positifnya adalah kita punya sistem pemerintahan yang tak oligarki, tapi demokrasi ini menjadi sebuah ruang kebebasan yang sangat luas, kebebasan berpendapat, kebebasan organisasi, kebebasan berpendapat, jika terlalu bebas, malah bisa potensi bahaya karena akan membuka ruang primordialisme."

(mus)

 
Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus di Istana Negara, Jakarta

Paus Fransiskus Sebut Konflik Muncul karena Kekuasaan Ingin Paksakan Keseragaman

Paus Fransiskus memuji persatuan di tengah keberagaman bangsa Indonesia

img_title
VIVA.co.id
4 September 2024