Suami Istri dari Malang Keliling Dunia Naik Sepeda

Suami Istri yang akan keliling dunia naik sepeda
Sumber :
  • VIVA.co.id / Lucky Aditya (Malang)

VIVA.co.id – Suami istri Hakam Mabruri, 34 tahun dan Rofingatul Islamiah, 34 tahun Warga Desa Gading, Bululawang, Kabupaten Malang. Berencana melakukan perjalanan keliling dunia dengan mengayuh sepeda angin.

Isi Garasi Ketua KPK Terpilih Setyo Budiyanto, Sepedanya Mahal Banget

Keduanya akan menggunakan sepeda tandem. Misi perjalanan yang diperkirakan selama satu tahun itu, diberi nama Holy Journey, nantinya di setiap negara yang akan dilintasi itulah Hakam bersama Islamiah akan menyampaikan pesan perdamaian tentang Islam.

"Awalnya kami dianggap melakukan misi konyol, karena katanya tidak mungkin bersepeda tandem bisa ke Arab Saudi, Israel sampai Mesir. Saya ingin menunjukkan jika misi kami serius dan bisa dilakukan dengan dukungan banyak pihak," kata Hakam saat ditemui di rumahnya, Sabtu, 17 Desember 2016.

8 Olahraga yang Harus Kamu Coba untuk Hilangkan Perut Buncit Secara Cepat dan Aman!

Rencananya Hakam dan Islamiah akan diberangkatkan Bupati Malang Rendra Kresna, pagi ini. Ia menyebut dibutuhkan dana sekitar Rp90 juta untuk berkeliling dunia. Nominal itu diperlukan untuk pengurusan dokumen, konsumsi, dan akomodasi.

Sejauh ini, mereka baru terkumpul dana sebesar Rp10 juta hasil dari sumbangan donatur. Selain dari sumbangan Hakam juga melakukan penjualan souvenir berupa kaos dan sticker holy journey. Serta mendapat sumbangan sepeda tandem dari produsen sepeda asal Surabaya.

Ivan Gunawan Gaungkan Gaya Hidup Aktif untuk Wanita Indonesia

"Sepeda disumbang dari Surabaya termasuk onderdil dan sebagainya yang akan kita bawa. Kalau dana masih terkumpul Rp10 juta, kami tidak memikirkan karena pasti akan ada dukungan masyarakat di sepanjang perjalanan," ucap Hakam.

Persiapan dilakukan Hakam beserta istrinya selama tiga bulan yang lalu mulai membuat brosur hingga membuat artikel kondisi Indonesia yang mempunyai banyak suku bangsa, agama dan keyakinan namun mampu menjalin perdamaian. Rencananya brosur akan disebarkan di komunitas lintas iman yang akan ditemui di setiap Negara yang dikunjungi.

"Kalau persiapan mengayuh sepeda tandem sama istri baru 1,5 bulan berlatih dari rumah ke Kota Malang. Agar terbiasa mengayuh sepeda tandem," ucap Hakam.

Ia ingin mendatangi komunitas agama, berdiskusi tentang ajakan perdamaian. Menanamkan keberagaman menghargai minoritas, terutama di Myanmar dengan isu pembantaian muslim Rohingnya. Hakam mempunyai mimpi memperlihatkan wajah islam yang rahmatan lil alamin kepada negara yang ia lalui.

Ia akan dibantu sejumlah komunitas sepeda di negara yang dilalui. Serta bekerjasama dengan peace generation sebuah forum perdamaian yang beranggotakan warga beragam negara dengan lintas agama.

"Saya ingin bercerita bahwa Islam itu tidak radikal bukan teroris. Takbir bukan ajakan perang tapi persaudaraan. Islam di Indonesia mampu hidup berdampingan, bersahabat dan mengedepankan perdamaian. Bahkan mampu melebur dengan budaya Indonesia seperti di Demak Wali Songo membuat masjid yang seperti bangunan candi," kata Hakam.

Rofingatul Islamiah mengatakan sudah melakukan berbagai persiapan mental psikis dan niat. Ia mengaku bersepeda merupakan hobinya sejak dulu. Bahkan ia mengaku bersepeda keliling dunia merupakan cita-citanya sejak menikah dua tahun lalu.

"Niat mental itu terutama yang saya siapkan terus perlengkapan wanita apa yang perlu disiapkan jaga stamina dan minum vitamin. Setelah menikah berencana punya anak dan touring bersama keluarga tapi kita gagal mendapat anak. Bagi saya anak saya tidak mati tapi di asuh oleh orang lain. Pesannya ke mereka bahwa islam itu suka kerukunan dan cinta damai walau beda kita tetap menjaga toleransi berdampingan," ujar Islamiah.

Pasangan suami istri ini akan melintasi sembilan negara di Asia, dengan menempuh perjalanan sepanjang 6.755 km. Melintasi Indonesia, Malaysia, Thailand, Nepal, India, Arab Saudi, Yordania, Palestina, Israel dan Mesir.

"Sebenarnya Myanmar juga. Kami tetap akan mencoba melintasi Myanmar kalau situasi tidak memungkinkan akan kita skip langsung ke Nepal," ucap Hakam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya