Motif Penyerangan ke Sejumlah Orang di Bandung Masih Kabur
- REUTERS/Shannon Stapleton
VIVA.co.id – Muhamad Azis Ghozari, pelaku penyerangan dengan senjata tajam terhadap delapan warga di wilayah Cigondewah Kaler Kota Bandung, Jawa Barat, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian.
Namun, motif dari penyerangan itu hingga kini belum diketahui persis. Kepolisian kesulitan mengorek informasi dari pelaku, lantaran kondisinya dalam keadaan luka akibat diamuk massa.
"Pelaku masih dirawat di RS Sartika Asih. Kondisinya masih belum memungkinkan. Kalau pun ditanya, jawabannya masih melantur," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol. Henderopandowo, Rabu 14 Desember 2016.
Aksi penyerangan dengan pisau ini terjadi pada Selasa petang, 13 Desember 2016, di Kecamatan Bandung Kulon. Pelaku diketahui membawa dua bilah pisau dapur dan secara membabi buta menyerang warga yang melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Akibat kejadian itu, tujuh orang mengalami luka terkena pisau dan satu dia ntaranya bernama Asep Odang Sutisna tewas dengan dua tusukan di dada.
7 Orang Diamankan di NTT
Sementara itu, kejadian hampir serupa juga terjadi di Nusa Tenggara Timur. Dilaporkan pada Selasa pagi, 13 Desember 2016, seorang pria bernama Irwansyah asal Depok Jawa Barat, menyerang tujuh siswa SD di Kabupaten Sabu Raijua dengan pisau.
Tidak ada korban jiwa dalam penyerangan itu. Namun, tujuh siswa SD mengalami trauma dan menderita luka bekas syatan pisau di beberapa bagian tubuhnya.
Warga pun emosi, karena itu Polsek Sabu Barat, yang sebelumnya telah mengamankan pelaku ikut diserbu. Selatahanan pun dijebol, sehinggga membuat pelaku penyerangan tewas seketika di dalam sel.
Buntut dari kejadian itu, massa pun mulai melakukan penyerangan terhadap sejumlah orang di pasar yang diyakini sebagai rekan pelaku.
FOTO: Kondisi Pasar Nataga di Sabu Raijua yang diamuk warga usai insiden penyerangan siswa SDN 1 Sabu Barat, Selasa (13/12/2016)
"Polri saat ini telah mengamankan tujuh rekan tersangka sesama pedagang keliling untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Kapolda NTT Brigjen Pol. E. Widyo Sunaryo.
Ketujuh rekan pelaku itu, sebelumnya nyaris menjadi bulan-bulanan massa yang emosi. Hal itu sebagai dampak dari meluasnya informasi, agar ada aksi balas dendam, khususnya terhadap mereka yang bukan warga Sabu Raijua.
"Kami imbau kepada warga Sabu Raijua, tetap menjaga suasana persaudaraan, toleransi, dan kerukunan umat beragama antarwarga," kata Widyo.
John Hendra/Jawa Barat (asp)