Ada Bom di Bekasi, Ini Pola Pengamanan Natal di Jawa Timur
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id – Kepolisian Daerah Jawa Timur menyiapkan rencana pengamanan perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 secara matang. Penggerebekan kelompok terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat, turut menjadi pertimbangan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera mengatakan, polisi melakukan deteksi dini gangguan keamanan Natal dan Tahun Baru 2017, termasuk terkait ancaman terorisme.Â
"Penangkapan terduga teroris di Ngawi terkait jaringan Bekasi kemarin, bagian dari deteksi dini itu," kata Barung saat dihubungi VIVA.co.id melalui telepon, Senin, 12 Desember 2016.
Barung menjelaskan, pengamanan Natal dan Tahun Baru di Jawa Timur dikonsolidasikan oleh Biro Operasi (Roops) sebagai kepanjangan tangan kepala Polda Jawa Timur. "Polanya sama, terbuka dan tertutup, dengan melibatkan intelijen sebagai pendeteksian dini," ujarnya.
Peran intelijen, menurut Barung, menjadi pintu pengamanan Natal dan Tahun Baru. Telik Sandi itu yang nantinya melihat ada atau tidaknya kerawanan ancaman dan gangguan keamanan.Â
Namun, mantan kepala Bidang Humas Polda Sulselbar itu tak menyebut jumlah personel Polda Jawa Timur yang akan dikerahkan.
Barung menjelaskan, tiga tempat yang akan menjadi fokus pengamanan, yakni tempat ibadah perayaan Natal, objek vital dan tempat wisata, serta lokasi berkumpulnya masyarakat merayakan libur Natal dan pergantian tahun. "Tempat ibadah itu bukan hanya gereja karena ada juga gedung-gedung lain yang dijadikan lokasi ibadah Natal," ujarnya.Â
Khusus ancaman terorisme, Barung menolak merinci daerah-daerah mana di Jawa Timur yang rawan ancaman. Menurut dia, penangkapan terduga teroris di Ngawi, kemarin, merupakan bentuk dukungan Polda Jawa Timur mengantisipasi dini terjadinya aksi teror. "Kalau rincian tugas-tugas intelijen, kami tidak bisa buka. Itu rahasia," ujarnya.
Sebelumnya, kepolisian menggagalkan rencana aksi bom bunuh diri oleh terduga teroris di Bintara, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 10 Desember 2016. Densus Antiteror menemukan satu buah bom dengan berat tiga kilogram di lokasi. Bom itu diperkirakan memiliki daya ledak tinggi dengan radius hingga 300 meter.