Memprihatinkan, Hutan di Bali Tinggal 22 Persen
- VIVA.co.id/ Bobby ANdalan/ Bali
VIVA.co.id – Bali Reforestation Festival 2016, menjadi kegiatan penanaman pohon yang dipelopori Yayasan Bali Hijau Lestari dan Non Profit Organization Asian Green Forest Network Japan.
Kini, kegiatan ini telah memasuki tahun ke-8. Kegiatan ini, turut didukung berbagai elemen masyarakat baik perorangan, organisasi, sekolah, perusahaan swasta maupun pemerintah. Salah satunya Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, di mana tahun ini ikut menanam 300 pohon ampupu sebagai kontribusi dari total 4.000 pohon yang ditanam oleh seluruh peserta.
Bali Reforestation Festival yang pertama diselenggarakan pada 2008 ini, telah menanam lebih dari 53 ribu pohon di atas lahan lebih dari 85 hektare. Penanaman pohon kali ini mengambil tempat di TWA Gunung Batur Bukit Payang-Penelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Bibit ampupu yang ditanam, merupakan hasil donasi dari berbagai kalangan masyarakat Bali yang dikoordinir oleh YBHL dan masyarakat Jepang yang dikoordinir oleh AGFN.
Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Ida Bagus Putera Parthama mengungkapkan, apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, inisiatif seperti ini perlu untuk terus disebarluaskan.
"Sangat membanggakan melihat anak muda menyelamatkan Bali dan lingkungan hidup. Saya kira, ini luar biasa. Inisiatif ini perlu ditularkan terus. Pemerintah sangat concern. Tetapi, jika pemerintah saja yang melakukan penanaman ya, sulit juga, karena lahan restorasi yang sangat luas. Dukungan komunitas, swasta dan masyarakat sangat diperlukan," kata Parthama, Minggu 11 Desember 2016.
Sementara itu Chairman A?FGN, Miyazaki menjelaskan mengapa ia memilih Bali sebagai lokasi reforestasi. Menurutnya, dipilihnya Bali bermula dari rekomendasi sahabatnya yang menurutnya hutan di Bali hanya tinggal 22 persen saja.
"Maka dari tahun 2006, kami memetakan daerah mana di Bali yang cocok untuk ditanami. Kami mulai menanam pada tahun 2007, dan hingga saat ini hampir 100 ribu pohon telah ditanami," papar Miyazaki.
Ketua YBHL, I Nyoman Gde Bayu Wiratama mengatakan, acara Bali Reff 2016 ini sangat penting bagi masyarakat, sebab hal tersebut tentu saja untuk kepentingan publik secara luas. Ia menjelaskan, pohon diperlukan untuk menyokong cadangan oksigen.
"Ini artinya, kegiatan ini menjadi aksi untuk mengurangi pemanasan global. YBHL sendiri telah diberikan izin dari Gubernur Bali untuk melakukan penghijauan di lahan-lahan kritis. Kami juga aktif mengajak masyarakat dan komunitas serta pihak swasta, dengan harapan mereka juga bersedia untuk menjaga pohon yang mereka tanami," ujar dia. (asp)