Kisah Anzila, Bocah yang Selamat dari Reruntuhan Gempa Aceh

Anzila Rizka (5,5 tahun), satu dari banyak anak korban gempa di Pidie Jaya.
Sumber :
  • Zulfikar Husein

VIVA.co.id – Tatapan tajam dan senyum khas selalu menghiasi Anzila Rizka (5,5 tahun). Meski gigi depannya ompong, tapi dia tidak malu tertawa lepas. Beberapa luka yang belum pulih betul masih membekas di wajahnya.

10 Gempa Terdahsyat di Bumi, Ada Indonesia

Anzila Rizka, gadis kecil hitam manis ini merupakan satu dari ratusan anak-anak di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, yang menjadi korban gempa berkeukatan 6,5 Skala Ritcher (SR) yang dampaknya membuat banyak bangunan roboh.

Saat ditemui di lokasi pengungsian di Gampong Me, Kecamatan Trienggadeng, Sabtu, 10 Desember 2016, Anzila sedang asyik bermain bersama teman-temannya. Di pengungsian, ada puluhan anak-anak korban gempa bermain bersama ditemani beberapa relawan.

Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Aceh Jaya

Meski luka di wajah dan terdapat jahitan pada kakinya, Anzila tetap riang bermain. Tak beralas kaki, Anzila seperti tak mempedulikan luka di kaki usai tertimpa bangunan rumahnya. Dengan senyum simpul, Anzila membalas pertanyaan. Saat ditanya apakah kakinya masih sakit, ia hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Ditimpa Reruntuhan Gempa
Saat gempa mengguncang Pidie Jaya, Rabu, 7 Desember 2016, Anzila masih tertidur pulas. Guncangan gempa tak membuatnya terbangun dari tidur. Lemari baju dan material bangunan lainnya menimpa Anzila.

Empat Wilayah di Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,6

“Untung aja masih ketahan sama kipas angin,” ujar kakak sepupu Anzila, Sabariah, yang menemani Azila bermain.

Tapi beberapa pecahan kaca lemari menghujam wajah dan tubuh Anzila. Baru setelah gempa lewat, Anzila dibawa orangtuanya keluar dari rumah nahas tersebut untuk menyelamatkan diri. Anzila tak langsung mendapat pertolongan, orangtuanya justru diteror ketakutan akibat informasi akan datang gelombang tsunami.

Pengalaman musibah 2004 silam, membuat keluarga Anzila bersiaga, berlari menuju lokasi yang lebih tinggi. Anzila menangis keras, luka-luka pada tubuhnya harus diabaikan. Selain rasa sakit, guncangan bumi yang kali pertama dirasakan sangat membuatnya takut.

“Alhamdulillah anak saya (Anzila) tidak kenapa-napa, kami semua selamat dan keadaan kami baik, hanya rumah saja rusak,” ujar Yusnidar, ibu Anzila. Perempuan yang juga merupakan bidan desa tersebut yakin luka anaknya segera sembuh.

Meski belum lupa dengan apa yang terjadi di Pidie Jaya, Anzila kecil tetap berlarian di sekitar mobil bak terbuka. Mobil ini yang digunakan untuk tidur bermalam setelah gempa. Anzila bercanda bersama temannya sesama pengungsi dengan gelak tawa hingga giginya yang ompong terlihat jelas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya