Keluarga Ini Selamat dari Reruntuhan Puing Gempa Aceh
VIVA.co.id – Zubaidah mengayun anaknya yang ketiga berusia 11 bulan di balai berkontruksi kayu. Matanya menatap ke depan. Nada bicara perempuan berusia 26 tahun ini kecil hampir tak terdengar.
Zubaidah bersama suaminya dan ketiga anaknya adalah salah satu keluarga yang selamat dari reruntuhan rumah saat gempa 6,5 skala Richter menguncang Pidie Jaya, Rabu 7 Desember 2016. Keluarga ini bertahan hingga guncangan selesai dan kemudian langsung dibantu tetangga.
“Tiga anak saya tertimbun dengan beton, anak saya yang kecil ini juga tertimbun termasuk saya dan suami, Alhamdulillah kami semuanya selamat,” ujar Zubaidah, Sabtu 10 Desember 2016, saat dijumpai di lokasi pengungsian di Blang Baroh, Bandar Baru, Pidie Jaya.
Kala gempa mengguncang, Zubaidah beserta suami dan anak-anaknya masih tertidur. Suaminya, Mahdi, mencoba bangun untuk menyelamatkan keluarganya, namun tak berdaya lagi, dia juga ikut tertimbun reruntuhan rumah.
“Saat gempa saya merasakan getaran. Saat mau bangun langsung tertimbun dengan beton dinding, saya berusaha menyelamatkan istri dan anak-anak saya yang masih kecil,” ujar Mahdi.
Suasana mencekam, listrik langsung padam, tak berdaya lagi meminta tolong dari tetangga. Zabaidah dan suaminya pasrah dengan bencana gempa ini. Berselang beberapa detik dari gempa, tidak disangka tetangga datang menolong keluarga Zubaidah.
“Tiba-tiba tetangga datang langsung menolong, kami sangat bersyukur,” ujar Zubaidah.
Nyawa kelima anggota keluarga ini semua selamat, hanya anak keduanya Khairani Niskiya yang berusia lima tahun retak tulang pinggang, Khairani sudah mendapat parawatan dari Rumah Sakit Umum Pidie, kini dia hanya terbaring di kasur di tempat pengungsian.
“Sekarang hanya berobat jalan saja, di posko pengungsian ini tidak ada perawat kesehatan, kami harus membawa sendiri ke rumah sakit,” katanya.
Zubaidah bersama anggota keluarga kini bertahan di tempat pengungsian di Dusun Baroh, Desa Blang Baroh, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya bersama warga lain.