Tim SAR Yakin Tak Ada Lagi Korban Gempa Aceh
- ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
VIVA.co.id – Badan SAR Nasional (Basarnas) terus melakukan pencarian di wilayah terdampak bencana gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, pada Rabu, 7 Desember 2016.
Beragam peralatan canggih digunakan sebagai penunjang agar proses pencarian berjalan efektif.
Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas Mayor Jendral TNI Heronimus Guru optimistis semua korban bisa ditemukan. Pencarian fokus di Kecamatan Leung Putu, Mereudu, Uleeglee, Trenggading, dan Darul Ulu. Kelima lokasi ini berada di Kabupaten Pidie Jaya.
"Kita selalu optimis. Kita berusaha sebaik mungkin melakukan yang terbaik," kata Heronimus di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Jumat, 9 Desember 2016.
Dia meyakini, kemungkinan besar sudah tidak ada lagi korban jiwa maupun luka yang belum ditemukan. Sebab, tim SAR gabungan sudah melakukan observasi di lapangan dengan menggunakan alat canggih pendeteksi orang (life ditektor) dan juga menggunakan kamera pencarian. Namun begitu, pencarian korban terus dilakukan sampai batas waktu yang ditentukan.
"Kami observasi di lapangan, untuk meyakinkan itu hari ini dengan alat life detector, kemudian searching kamera kami lakukan pendeteksian ruko, banguanan tinggi, untuk memastikan dengan alat tersebut tidak ada korban lagi. Kami telusuri, yakinkan betul sudah tidak ada korban lagi," ujarnya.
Hingga hari ini, dari data yang diperoleh melalui posko utama di Pidie Jaya menyebutkan total korban jiwa meninggal ada 100 orang dan sudah berhasil diidentifikasi 92 orang. Korban dari Pidie Jaya mencapai 88 jiwa, Bireuen dua jiwa, dan Pidie dua jiwa. Sedangkan korban luka berjumlah 589 jiwa, dengan rincian luka berat 127 jiwa dan luka ringan 462 orang.
Sebelumnya dilaporkan 102 orang meninggal. Namun setelah dilakukan verifikasi dalam rapat koordinasi, ternyata ada pelaporan korban dengan dua nama berbeda pada seorang korban, sehingga terdata dua kali. Dengan demikian total korban meninggal adalah 100 jiwa.
Adanya kesalahan dalam pendataan ini adalah hal yang wajar mengingat kondisi saat darurat bencana dan belum terbangun posko tanggap darurat sehingga seringkali data dari berbagai sumber. (ase)
Â