Kenapa Gempa Susulan Harus Terjadi di Aceh?
- ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
VIVA.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika membeberkan mengapa gempa susulan masih terasa di Pidie Jaya, Provinsi Aceh, pada Jumat, 9 Desember 2016. Gempa susulan tetap akan dirasakan, tapi tidak akan lebih besar dari gempa awal yang terjadi dua hari lalu.
Menurut Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr Daryono, gempa susulan masih terjadi lantaran adanya patahan-patahan kecil yang tengah membentuk kestabilan tektonik usai gempa berkekuatan 6,5 SR. Meski ada gempa susulan, tapi getarannya tidak akan besar.
“Gempa susulan adalah wajar dan harus terjadi setelah gempa signifikan. Patahan besar energinya sudah lepas, sehingga tinggal patahan-patahan kecil yang ada di pinggir mencari kepastian membentuk kestabilan tektonik, sehingga ada pelepasan-pelepasan tegangan yang (memiliki) getaran kecil," ujar Daryono saat konfirmasi, Jumat, 9 Desember 2016.
Gempa bumi terjadi di Aceh sekitar pukul 05.03 WIB, Rabu, 7 Desember 2016 merobohkan berbagai bangunan, termasuk rumah, masjid, dan sekolah. Hingga pagi ini, jumlah korban jiwa mencapai 102 orang.
Meski gempa tidak terlalu besar, tapi daya rusaknya cukup mengkhawatirkan. Alasan utama karena zona gempa bumi Pidie Jaya khususnya yang di kawasan pesisir, lahannya tersusun oleh material tanah lunak berupa material pasir dan alluvium.
Karakteristik tanah lunak yang tebal semacam ini dapat menimbulkan resonansi gelombang seismik hingga memicu amplifikasi guncangan gempa bumi. Belum lagi kondisi bangunan yang ada banyak yang tidak memiliki standar aman gempa bumi.
Seperti diketahui wilayah Aceh memang masuk dalam wilayah rawan gempa. Ini karena terdapat sebaran struktur sesar aktif di daratan berupa segmen sesar aktif mencakup segmen Aceh, Seulimeum, dan Tripa. Selain itu terdapat struktur sesar yang lokal lain seperti Sesar Lhokseumawe dan Sesar Samalanga-Sipopok.
"Tidak heran jika dalam periode tahun 1936-2016 di Aceh terjadi gempa bumi signifikan dan merusak sebanyak 22 kali," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat hingga Jumat pagi, 9 Desember 2016, terjadi 64 kali gempa susulan di Pidie Jaya setelah gempa pertama. Namun begitu, masyarakat diimbau untuk tidak panik akan adanya gempa susulan.
"Masyarakat itu kan sekarang sedang bersedih di sana, hilang saudara, jangan tambah panik ada gempa susulan, karena kekuatan (gempanya) kecil menunjuk pada habisnya energi gempa," katanya.