Dalami Sesar Samalanga, BMKG Survei Zona Gempa Pidie Jaya
- VIVA.co.id/doc BNPB
VIVA.co.id – Gempa tektonik dengan kekuatan 6,5 Skala Richter mengguncang wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, pada Rabu, 7 Desember 2016. Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, pusat gempa berada di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km. Sampai pagi ini, dampak gempa telah menyebabkan 99 orang meninggal.
Menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Dr Daryono, secara tektonik wilayah Aceh memang merupakan kawasan seismik aktif dan cukup kompleks. Rawan gempa bumi. Wilayah ini sangat berpotensi diguncang gempa bumi akibat aktivitas subduksi lempeng yang bersumber di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, dan Sistem Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) yang terdapat di daratan.
Sebaran struktur sesar aktif di daratan berupa segmen sesar aktif mencakup segmen Aceh, Seulimeum, dan Tripa. Selain itu terdapat struktur sesar yang lokal lain seperti Sesar Lhokseumawe dan Sesar Samalanga-Sipopok.
"Tidak heran jika dalam periode tahun 1936-2016 di Aceh terjadi gempa bumi signifikan dan merusak sebanyak 22 kali," kata Daryono, Kamis, 8 Desember 2016.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi Pidie Jaya ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault). Ini sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber keluaran BMKG yang menunjukkan bahwa gempa bumi yang terjadi memiliki tipe sesar mendatar.
Dengan melihat lokasi episenter gempa bumi ini, maka ada dugaan bahwa sesar yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok, karena titik episenter hasil analisis BMKG lokasinya berdekatan dengan jalur sesar ini.
Catatan sejarah gempa bumi menunjukkan bahwa pada 12 April 1967 di Samalanga juga terjadi gempa bumi 6,1 SR. Dampak gempa bumi ini sangat merusak. Tercatat gempa bumi ini merusak 2.000 rumah penduduk, 11 bangunan sekolah, lima masjid, lima jembatan. Korban luka cukup banyak, tetapi tidak ada laporan korban meninggal.
Jika melihat lokasi episenter gempa bumi Pidie Jaya saat ini dan gempa bumi Samalanga 1967, tampak ada kaitannya dengan keberadaan Sesar Samalanga-Sipopok. Namun untuk memastikan hubungan ini memang perlu dilakukan kajian lebih lanjut, mengingat sebaran aktivitas gempa bumi saat ini susulannya menunjukkan arah barat laut-tenggara.
"Data survei rekahan permukaan (surface rupture) sangat dibutuhkan untuk menjawab tanda tanya besar sesar pembangkit gempabumi ini. Untuk itu BMKG, Tim Revisi Peta Gempa Nasional, Badan Geologi, dan ITB memberangkatkan tim survei ke zona gempabumi Pidie Jaya," katanya.