Tinggal di Daerah Rawan Gempa, Mengapa Kita Tak Siaga
- VIVA.co.id/instagram
VIVA.co.id – Sebanyak 148 juta orang Indonesia tinggal di pemukiman rawan gempa. Mereka tersebar merata di seluruh wilayah dan kini tidak menyadari potensi bahaya yang mengancamnya.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, yang lebih mengkhawatirkan lagi dari fakta itu ternyata 148 juta orang tersebut tidak pernah siaga akan gempa.
Salah satu bentuk pengabaian itu adalah tidak adanya inisiasi untuk membangun atau mendirikan rumah yang bisa tahan gempa. (Baca: Delapan Gempa Bumi Dahsyat yang Menghentak Sumatera)
"148 Juta orang tinggal di daerah rawan gempa. Tapi bangunan rumah yang ada ternyata belum menyesuaikan (tahan gempa)," kata Sutopo dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, 7 Desember 2016.
Sutopo tak menampik jika memang konstruksi rumah tahan gempa relatif lebih mahal. Setidaknya dibutuhkan biaya antara 30-50 persen lebih mahal ketimbang biaya pembangunan rumah umumnya.
Namun demikian, kata Sutopo, hal itu seharusnya bisa menjadi perhatian pemerintah. Sebab kesiapsiagaan akan bahaya gempa harus menjadi pemahaman bersama warga.
Karena itu, kata Sutopo, pemerintah idealnya menerbitkan regulasi seperti pemberian insentif khusus atau bisa juga berupa subsidi kepada masyarakat yang berinisiatif membuat rumah atau bangunan tahan gempa.
"Kalau hanya dibebankan kepada masyarakat, kasihan mereka yang tidak mampu," kata Sutopo.