Layanan Publik untuk Kelompok Minoritas Harus Dibenahi

Ilustrasi/Aksi ormas Islam yang menolak kehadiran jemaah Ahmadiyah di Indonesia
Sumber :
  • ANTARA/ Prasetyo Utomo

VIVA.co.id – Anggota Ombudsman RI Ahmad Suaedy meminta, pemerintah membuat terobosan pemberian pelayanan publik terhadap kelompok masyarakat minoritas.

Umat Kristen di Pakistan Diberi Batasan Umur untuk Menikah, Minimal 18 Tahun

Menurutnya, pelayanan publik adalah hak semua warga negara tanpa melihat agama, kepercayaan, dan kelas sosialnya.

"Pemerintah harus punya terobosan untuk pelayanan publik secara sama dan setara kepada mereka, khususnya kepada minoritas," kata Ahmad di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2016.

Pendeta Brian Siawarta Bersyukur Jadi Minoritas di Indonesia, Kenapa?

Ada pun beberapa peraturan yang menjadi kendala dalam pelayanan publik tersebut. Seperti halnya dalam kasus warga jemaah Ahmadiyah di Desa Manislor, Kuningan, Jawa Barat yang tidak diberikan layanan pencetakan KTP elektronik.

"Tetapi aturan itu tidak bisa menjadi alasan bahwa pemerintah tidak melayani mereka. Harus ada terobosan-terobosan karena itu basisnya adalah konstitusi dan hak asasi," katanya menegaskan.

Angkat Isu Keberagaman Agama, Film Ahmadiyah's Dilemma dan Puan Hayati Curi Perhatian

Untuk itu, Presiden harus menelurkan terobosan itu. Jadi tidak cukup hanya di tingkat menteri.

"Ini Presiden seharusnya yang mengeluarkan terobosan aturan. Karena beberapa kendala itu berupa UU. Tidak cukup menteri untuk mencari terobosan," ujarnya.

(mus)

Presiden RI, Prabowo Subianto

Presiden Prabowo Subianto Ajak Teladani Kepemimpinan Gus Dur: Negarawan Besar

Presiden RI Prabowo Subianto mengajak mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, untuk bisa mencontoh kiprah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024