Kenangan Terakhir Brigadir Suwarno Bikin Terenyuh
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Suasana duka menyelimuti kediaman Brigadir Suwarno, salah seorang korban hilang akibat jatuhnya pesawat Polri di Kepulauan Riau, Sabtu 3 Desember 2016. Sama seperti keluarga korban lainnya, istri dan kerabat Suwarno pun berharap ada mukjizat atas kejadian itu.
"Sampai saat ini belum ada kabar. Kemarin kita tes DNA. Mudah-mudahan di kasih mukjizat, saya masih berharap bisa ditemukan tapi kalau Allah berkehendak lain ya apa boleh buat,” kata Dani Dwi Sukmawati, istri Brigadir Suwarno dengan mata berkaca-kaca di kediamannya di Kelurahan Serua Kecamatan Bojongsari Depok, Senin, 5 Desember 2016.
Dani mengaku, dirinya tidak mendapat firasat aneh atas kejadian yang menimpa suaminya itu. "Seperti biasa aja, sebelum berangkat dinas Sabtu pagi, saya cium tangan sama dia. Enggak ada yang beda semua seperti biasa," ujarnya.
Namun sebelum sang suami berangkat, lanjut Dani, memang ada satu hal yang sampai saat masih teringat dengan jelas dibenaknya. "Sebelum kejadian, tepatnya sebelum berangkat tugas pas saya bangun tidur dia sempat mengecup kening dan pipi saya. Dia bilang, selamat ulang tahun ya Mah," kenang Dani berderai air mata.
Di mata Dani, Brigadir Suwarno adalah sosok pria yang sangat mencintai keluarganya. "Dia sosok yang perhatian sama istri dan anak. Mohon doanya ya.”
Untuk diketahui, Suwarno bertugas sebagai teknisi pesawat di Polisi Udara. Ia memiliki dua anak laki-laki, masing-masing, Desan (8) dan Deren (3). Pantauan VIVA.co.id, Desan si sulung tampak sangat terpukul atas peristiwa ini.
Beberapa kali didampingi sang nenek, bocah yang telah duduk di bangku kelas dua SD itu bahkan terlihat memegang erat foto sang ayah
Diberitakan sebelumnya, pesawat nahas tersebut diketahui berangkat dari Pangkalpinang pukul 09.24 dengan tujuan Batam. Estimasi tiba di tujuan pukul 10.58. Namun belum tiba di tujuan, pesawat itu hilang kontak.
Informasi pesawat jatuh itu berawal dari laporan warga yang menemukan bagian badan pesawat sekitar pukul 12.30, Sabtu, 3 Desember 2016. Sejumlah barang yang diduga berasal dari pesawat itu ditemukan warga di antara Pulau Mensanak dan Pulau Sebangka. Hingga kini, petugas masih berusaha mencari jejak para korban.