Gus Dur dan Filosofi 'Gitu Aja Kok Repot'
- Antara/ Fanny Octavianus
VIVA.co.id – Desember ini tujuh tahun sudah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal dunia. Aktivis dan warga Nahdatul Ulama mengenang kehadiran dan peran besarnya semasa hidup, baik sebagai tokoh bangsa maupun NU. Dia wafat pada 30 Desember 2009.
Nahdliyin menyebut Desember sebagai bulan Gus Dur. Kala kondisi politik dan sosial negeri panas dan runyam belakangan ini, tagar rindu Gus Dur pun berseliweran di jagat maya. Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa juga mengakui ada kerinduan yang sama.
Khofifah mengaku memahami itu sebagai sikap tawakkal tingkat tinggi Gus Dur dalam menjalani hidup. Gus Dur yang juga Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu pun dikenalnya dengan ucapan khas, 'gitu aja kok repot'.
Sebagai kiai dan tokoh bangsa, semasa hidup Gus Dur kerap didatangi tamu dari beragam kalangan. Ada yang sekadar bersilaturrahim, banyak pula yang mengeluhkan dan meminta solusi soal hidup dan kondisi bangsa. Hidup penuh tamu itu dijalani Gus Dur, baik semasa aktif di NU, saat jadi Presiden RI, hingga dia kembali lagi sebagai kiai dan aktivis sosial.
Khofifah Indar Parawansa mengaku tahu betul rutinitas Gus Dur semasa hidup. Termasuk soal banyaknya tamu yang sering datang ke rumah tokoh yang semasa kecil dijuluki sang ayah dengan Addakhil itu. Memang, di luar lingkungan keluarga, Khofifah salah satu orang yang dekat dengan Gus Dur.
Hal yang menarik, cerita Khofifah, setiap masalah yang disampaikan para tamunya selalu dijawab enteng dengan kalimat 'gitu aja kok repot' oleh Gus Dur.
"Ada orang mengeluh, Gus Dur tanya, apa Anda tahu apa yang harus dilakukan? Tamunya jawab tahu, Gus Dur bilang, 'Ya sudah, lakukan saja. Gitu aja kok repot," kata Khofifah saat mengobrol santai di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 3 Desember 2016.
Begitu pula ketika ada tamu mengeluhkan masalah dan si tamu mengaku sangat kesulitan menghadapi, seakan tak ada solusi lagi. Pesan senada, kata Khofifah, disampaikan Gus Dur kepada tamunya itu.
"Gus Dur bilang, ya, sudah jalani saja. Gitu aja kok repot," cerita Menteri Sosial RI itu.
Melalui kalimat sederhana itu', terang Khofifah, Gus Dur mengajarkan kepada tamunya tentang sikap tawakkal kepada Allah. Menjalani hidup harus dilakukan, entah mudah atau sulit, tapi dengan tetap menyandarkan apapun hasilnya kepada Allah.
"Sehingga kalau menemukan kesulitan dan gagal, tidak stres. Tetap santai. Jadi, gitu aja kok repot," paparnya.
Gus Dur sendiri, lanjut Khofifah, memiliki pemahaman di atas rata-rata soal ketawakkalan kepada sang pencipta. Hal tersebut terbukti ketika Gus Dur keluar dari Istana Negara setelah dilengserkan melalui Sidang Istimewa MPR, dia tetap tenang dan tak risau.
"Saya ikut menyaksikan waktu beliau keluar dari Istana. Bagi Gus Dur, kekuasaan tidak perlu diperjuangkan," tandasnya.
Sikap tawakkal Gus Dur, tutur Khofifah, juga tecermin dari kedermawanannya. "Kalau ada tamu, misalnya, apapun yang dimiliki Gus Dur berikan ke tamu-tamunya rata, tanpa memikirkan besok ada atau tidak untuk bayar biaya sekolah anak-anaknya. Bagi Gus Dur, urusan sekolah anak opo jare meneh (apa kata besok)," cerita Khofifah.