Pesawat Polri Jatuh saat Terbang di Wilayah Singapura
- VIVA/Syaefullah
VIVA.co.id – AirNav Indonesia menjelaskan kondisi cuaca saat pesawat M28 Skytruck yang mengangkut anggota Polri jatuh di Kepulauan Riau, Sabtu 3 Desember 2016 kemarin.
Direktur Operasi AirNav, Wisnu Darjono mengatakan, timnya sudah memberikan informasi terkait meteorologi ke pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
"Info tersebut diberikan kepada pesawat terbang, selama perencanaan sampai terbangnya," kata Wisnu di Kantor Badan SAR Nasional, Jalan Angkasa, Jakarta Pusat, Minggu 4 Desember 2016.
Ia menjelaskan, pesawat Polri yang hilang kontak membawa radar cuaca, yang bisa memantau kondisi sejauh ratusan mil.
"Info yang kami dapat kemarin, cuaca rata-rata saja. Ada beberapa yang berawan, tapi jarak pandang cukup baik. Awan tidak merata. Agak padat, tapi tidak signifikan," ujarnya.
Menurutnya, saat tragedi tersebut terjadi, jalur pesawat diatur oleh pihak Singapura. Karena, wilayah tersebut termasuk wilayah penerbangan Singapura.
"Tetapi, kami dari Tanjung Pinang juga memantau penerbangan ini. Saat hilang pukul 10.15 WIB, itu memang Tanjung Pinang juga melihat. Kemudian koordinasi, saling mencari bersama-sama dengan Singapura," katanya.
Ia menjelaskan, Airnav Indonesia pada 10.47 WIB baru melaporkan ke pihak Basarnas, terkait hilangnya kontak pesawat buatan Polandia tersebut.
"Kenapa ada selang waktu, karena hilang dari radar tidak harus jatuh. Pesawat itu dicari dulu. Setelah jam 10.47 WIB, baru pihak Singapura memberi keputusan (bahwa pesawat hilang kontak)," katanya.
Saat ini, ia belum bisa memastikan penyebab pesawat tersebut hilang kontak dan jatuh.
“Kami positif belum bisa memastikan dugaan penyebab jatuhnya pesawat. Kami harus melalui tahapan investigasi menyeluruh, karena takutnya nanti akan terjadi bias," ungkapnya.