Yogyakarta Dinobatkan Jadi Kota Relawan
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menobatkan Yogyakarta sebagai Kota Relawan. Khofifah mengatakan salah satu alasannya yaitu kegotongroyongan masyarakat Yogyakarta sudah teruji sejak sebelum bangsa Indonesia merdeka hingga saat ini.
Menurut dia, ketika 19 Desember 1949 saat Belanda meninggalkan kota Yogyakarta, kegotongroyongan masyarakat lokal, bahu membahu memberikan perlindungan, dukungan moral, logistik sehingga meneguhkan dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Sehingga di situlah lahir nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial Nasional. Bahkan, tanggal 20 Desember ditetapkan sebagai Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, yang sejarahnya dari Yogyakarta," kata Khofifah, di Titik Nol Kota Yogyakarta, Minggu, 4 Desember 2016.
Selain itu, masyarakat Yogyakarta melalui local wisdom juga dinilai berhasil melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi tercepat berbasiskan masyarakat, pascagempa pada Mei 2006 silam.
Hal itu, kata Khofifah, juga karena jiwa kesukarelawanan. "Jadi, rasanya sangat tepat jika Yogyakarta dikatakan sebagai Kota Relawan," tegasnya.
Di tempat yang sama, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengapresiasi 'penobatan' wilayahnya. Menurut dia, tidak hanya berhasil pemulihan secara fisik akibat gempa bumi 2006 dan letusan Gunung Merapi 2010, tetapi Yogyakarta juga tergolong cepat memulihkan kondisi psikologi sosial masyarakat.
"Hal itu berkat kerja sama semua pihak termasuk kerja-kerja dari Relawan," ungkap Sri Sultan. (ase)