Kapolda Sulsel Klaim Aksi 212 Paling Damai di Makassar
- VIVA.co.id/Muhammad Yasir
VIVA.co.id - Ribuan orang mengikuti kegiatan unjuk rasa bertajuk Aksi Bela Islam III di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat, 2 Desember. Massa berjalan dari Masjid Al-Markaz Al-Islami menuju Lapangan Karebosi. Aksi serupa juga digelar di sejumlah lokasi Anjungan Pantai Losari.
Aksi superdamai di Makassar itu dinilai paling damai se-Indonesia. Meski ada aksi di berbagai lokasi, tidak terjadi hal-hal yang negatif dari massa.
Menurut Kepala Polda Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan, kegiatan itu menjadi bukti bahwa Sulawesi Selatan menjadi daerah dengan aksi paling damai di Indonesia.
"Kekuatan sesungguhnya itu ada dalam kebersamaan. Mari kita menegakkan kebaikan dengan penuh kesabaran. Hari ini kita buktikan, aksi di Sulsel adalah aksi yang paling damai di Indonesia," kata Anton di hadapan ribuan warga di Lapangan Karebosi.
Anton juga mengatakan, Polri tetap mengawal proses hukum Gubernur nonaktif Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia berharap masyarakat Indonesia, terutama warga Sulsel, bersabar dan mempercayakan kasus Ahok kepada Kepolisian.
"Satu-satunya yang bisa menersangkakan Ahok adalah polisi. Polri akan mengawal dengan seadil-adilnya. Jadi jangan takut. Saya juga akan ikut mengawal karena saya juga muslim," ujarnya.
Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Agus Surya Bakti, menyebut Sulsel menunjukkan kehebatannya; umat Islam meneriakkan dan menyampaikan kebenaran dalam bingkai kedamaian.
Gerakan itu, katanya, menjadi sejarah umat Islam yang bergerak atas persatuan dan kedamaian, saling menghormati dan menghargai, menyuarakan suara-suara kebenaran bagi negeri.
"Ini menjadi wujud nyata kalau Makassar adalah tempat yang damai untuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Perpecahan tidak boleh terjadi di Sulsel. TNI dan Polri akan terus bersama-sama dengan rakyat Indonesia menjaga keamanan masyarakat," kata Agus.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menyatakan hal yang sama. Menurutnya, aksi superdamai itu merupakan panggilan kebersamaan untuk menegakkan hukum bagi orang yang berani menistakan agama.
"Ini panggilan kebersamaan membela bangsa dan negara. Kenapa, karena kita mau memperlakukan hukum bagi orang yang menistakan agama, karena kita Islam," ujar Syahrul.
Muhammad Yasir/Makassar