Tower PLN Roboh, 5.000 Pelanggan Terdampak
- ANTARA FOTO/Saptono
VIVA.co.id – Sebanyak 5.000 pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo terkena pemadaman aliran listrik setelah sebuah (SUTT) di Gorontalo roboh pada Rabu malam, 30 November 2016.
"Total pelanggan yang kena dampak ya sekitar lima ribu di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo. Kalau Manado sekitar dua ribu pelanggan," ujar Humas PLN Sulawesi Utara, Tenggara, dan Gorontalo (Suluttenggo), Jantje Rau, Kamis, 1 Desember 2016.
Sementara ini, terkait kerugian yang dialami akibat robohnya tower tersebut, PLN mengaku belum bisa merinci. Namun perkiraan biaya untuk tower emergency dari Makassar ke Gorontalo anggarannya mencapai Rp900 juta.
"Ada dua tower emergency yang akan diterbangkan ke Gorontalo. Sekarang dalam perjalanan dari Makassar," katanya.
Sejauh ini, untuk menyiasati berkurangnya suplai listrik di sistem interkoneksi Sulawesi Utara dan Gorontalo, akan ada pemadaman listrik secara bergilir.
"Pemadaman bergilir untuk pelanggan di Sulut dan Gorontalo dilakukan selama dua jam. Hanya saja itu juga belum menjamin dan bisa lebih dari dua jam. Nantinya selama sepekan dalam perbaikan akan terjadi pemadaman di Sulut dan Gorontalo," ujar Jantje.
Manajer Area Pengatur Distribusi PLN Suluttenggo, MX Wahyu Catur, menambahkan saat ini kondisi listrik di Suluttenggo pada malam hari memiliki daya mampu 311,96 MW, beban puncak 351,4 MW, akibat robohnya tower SUTT di Isimu Gorontalo terjadi defisit 39,44 MW.
Sedangkan siang hari memiliki daya mampu 275,96 MW, beban puncak 295,3 MW dan defisit 19,34 MW. “Estimasi kuota pemadaman yakni Manado 50 persen, Gorontalo 35 persen, Kotamobagu 15 persen. Kita fokus mengurangi pemandaman di Manado karena mulai 1 Desember umat Kristen di Manado akan melaksanakan ibadah Natal," katanya.
(ren)