Pemerintah Tak Mau Tunduk dengan Penculik WNI
- VIVA/Nadlir
VIVA.co.id – Dua Warga Negara Indonesia yang diculik di perairan Malaysia pada 19 November 2016 lalu, diketahui masih ditawan kelompok bersenjata di Filipina.
Terkait itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menegaskan bahwa pemerintah tak akan tunduk dengan para penyandera.
"Kita dari dulu tak mau bayar tebusan. Pemerintah takkan pernah tunduk pada penculik, tidak pernah ada, dari dulu sampai sekarang, tidak usah tunduk pada kemauan penculik," ujar Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 28 Desember 2016.
Meski para penculik itu sudah sering memberi ultimatum kepada pemerintah, agar segera menebus para sandera. Tetapi pemerintah mengklaim tak pernah memberikan satu rupiah pun untuk memenuhi nilai tebusan sesuai keinginan kelompok penyandera.
"Bolak-balik diculik terus kita bayar, memangnya pemerintah kalah dominasi dari penculik apa? Sekarang usaha-usaha dari Kemenlu ada, usaha-usaha persuasif, usaha diplomatis terus gencar. Warga negara kita yang disandera kan saudara kita juga, sabar saja," pinta Wiranto.
Diketahui, dua warga asal Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana, Majene, Sulawesi Barat, Safaruddin selaku kapten kapal dan Sawal sebagai Anak Buah Kapal, diculik di perbatasan perairan Malaysia dan Filipina.
Penculikan dilaporkan pemilik perusahaan di Sabah, Malaysia.