Nasib Warga Syiah di Sampang Masih Tak Jelas
- VIVA.co.id/Muhammad Zumrotul Abidin
VIVA.co.id – Nasib para pengungsi Syiah asal Sampang masih belum menemui kejelasan. Sebab, hingga saat ini mereka masih berada di Rusunawa Jemundo, Sidoarjo Jawa Timur.
Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Daerah Pemprov Jatim, Siti Nurahmi, mengatakan setidaknya saat ini masih ada 85 keluarga, atau 359 jiwa yang menjadi tanggungan Pemerintah Provinsi Jatim. Setiap bulannya, Pemprov Jatim memberikan jatah hidup sebesar Rp709 ribu untuk setiap pengungsi.
"Dan anggaran itu sudah kami berikan sejak tahun 2012, dengan nilai total tidak kurang dari Rp12,137 miliar," kata Siti di Surabaya, Jumat, 25 November 2016.
Siti mengaku tidak mengetahui sampai kapan bantuan itu akan terus diberikan kepada pengungsi Syiah itu. Sebab, warga Sampang sendiri terus menolak jika pengungsi Syiah ini dikembalikan ke tempat asalnya.
"Padahal penampungan di Rusunawa Jemundo ini sifatnya tidak permanen," ujar Siti.
Karena itu, Siti akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. "Karena pemerintah pusat itu awalnya kan ikut juga, kok sekarang terlupakan?" kata Siti.
Sebelumnya, pada 29 Desember 2011 telah terjadi konflik sosial pertama. Konflik itu berawal dari permasalahan pribadi antara Ustaz Takdjul Muluk, dan Ustaz Rois.
Ustaz Takdjul Muluk dianggap menyebarkan ajaran yang mengarah pada penodaan agama Islam. Ajaran ini kemudian disebut ajaran Tadjuliah yang di dalamnya terdapat 22 materi ajaran menyesatkan.
Konflik pertama dapat diredam karena Ustaz Takdjul membuat pernyataan permohonan maaf dan kesanggupan tidak mengulangi perbuatan. Namun, konflik serupa muncul lagi pada 26 Agustus 2012.
Penyebabnya Ustaz Takdjul kembali memancing kemarahan warga Desa Karanggayam pemeluk agama Islam yang merupakan kelompok Ustaz Rois. Konflik inilah yang kemudian menimbulkan korban jiwa dan aksi perusakan serta pembakaran rumah. (ase)