Nasib Warga Syiah di Sampang Masih Tak Jelas

Aktivitas para pengungsi Syiah di Sampang, Jawa Timur
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Zumrotul Abidin

VIVA.co.id – Nasib para pengungsi Syiah asal Sampang masih belum menemui kejelasan. Sebab, hingga saat ini mereka masih berada di Rusunawa Jemundo, Sidoarjo Jawa Timur.

Menteri Israel Minta Muslim Syiah Lebanon di Perbatasan Israel Dimusnahkan

Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Daerah Pemprov Jatim, Siti Nurahmi, mengatakan setidaknya saat ini masih ada 85 keluarga, atau 359 jiwa yang menjadi tanggungan Pemerintah Provinsi Jatim. Setiap bulannya, Pemprov Jatim memberikan jatah hidup sebesar Rp709 ribu untuk setiap pengungsi.

"Dan anggaran itu sudah kami berikan sejak tahun 2012, dengan nilai total tidak kurang dari Rp12,137 miliar," kata Siti di Surabaya, Jumat, 25 November 2016.

ISIS Serang Masjid Syiah di Oman saat Peringatan Asyura, 6 Orang Tewas 30 Luka-luka

Siti mengaku tidak mengetahui sampai kapan bantuan itu akan terus diberikan kepada pengungsi Syiah itu. Sebab, warga Sampang sendiri terus menolak jika pengungsi Syiah ini dikembalikan ke tempat asalnya.

"Padahal penampungan di Rusunawa Jemundo ini sifatnya tidak permanen," ujar Siti.

Presiden Ebrahim Raisi Dikuburkan di Makam Imam Reza, Situs Suci Syiah Iran

Karena itu, Siti akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. "Karena pemerintah pusat itu awalnya kan ikut juga, kok sekarang terlupakan?" kata Siti.

Sebelumnya, pada 29 Desember 2011 telah terjadi konflik sosial pertama. Konflik itu  berawal dari permasalahan pribadi antara Ustaz Takdjul Muluk, dan Ustaz Rois.

Ustaz Takdjul Muluk dianggap menyebarkan ajaran yang mengarah pada penodaan agama Islam. Ajaran ini kemudian disebut ajaran Tadjuliah yang di dalamnya terdapat 22 materi ajaran menyesatkan.

Konflik pertama dapat diredam karena Ustaz Takdjul membuat pernyataan permohonan maaf dan kesanggupan tidak mengulangi perbuatan. Namun, konflik serupa muncul lagi pada 26 Agustus 2012.

Penyebabnya Ustaz Takdjul kembali memancing kemarahan warga Desa Karanggayam pemeluk agama Islam yang merupakan kelompok Ustaz Rois. Konflik inilah yang kemudian menimbulkan korban jiwa dan aksi perusakan serta pembakaran rumah. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya