Cerita Jokowi Naik Kuda karena Pilkada DKI
- Antara/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id – Presiden RI Joko Widodo memiliki kesan tersendiri terhadap Pemilihan Kepala Daerah, atau Pilkada DKI 2017.
Menurutnya, Pilkada DKI, bukan satu-satunya Pilkada yang sedang diselenggarakan pemerintah saat ini. Ada 100 daerah lain, yang bersama-sama Jakarta, menyelenggarakan Pilkada serentak.
"Pilkada tidak hanya di DKI," ujar Jokowi, berbicara di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa 22 November 2016.
Namun, Jokowi mengatakan, karena menentukan kepala daerah di ibu kota, Pilkada DKI menjadi berbeda. Pilkada DKI menjadi ajang pertarungan tokoh-tokoh politik nasional.
"Memang, Pilkada di Jakarta ini istimewa," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, pertarungan politik itu sampai memanaskan suhu politik nasional. Bila dibiarkan, bisa mengancam situasi keamanan juga.
Jokowi mengatakan, hal itu menjadi latar belakang dirinya bersafari menemui pada ketua umum partai politik, setelah unjuk rasa besar 4 November 2016, yang menuntut penegakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama yang diduga melakukan penistaan agama.
Safari, termasuk dilakukan kepada Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada 31 Oktober 2016.
Jokowi sempat menaiki seekor kuda yang dimiliki Prabowo kala itu. Jokowi mengatakan, dirinya bukan seseorang yang biasa menaiki kuda. Kejadian dirinya menaiki kuda saat melakukan rangkaian safari politik kepada ketua-ketua umum parpol secara tidak langsung hanya bisa terjadi, karena ia tengah bekerja menstabilkan situasi politik nasional yang terancam stabilitasnya akibat Pilkada DKI.
"Kejadian kemarin itu, hanya nambah hangat sedikit. Meskipun, saya menjadi pontang-panting ke sana ke mari. Ini mirip seperti saat Pilgub 2012, saya rasakan sendiri. Tetapi, karena pontang-panting, saya yang enggak biasa naik kuda, jadi naik kuda," ujar Jokowi disambut tawa hadirin. (asp)