Sekolah Islam Terpadu Jadi Andalan Hadapi Tantangan Zaman

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Haraki
Sumber :
  • Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, mengapresiasi penuh terhadap Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Haraki, Depok, Jawa Barat, lantaran suskes menjadi sekolah dengan segudang prestasi yang membagakan untuk Provinsi Jawa Barat.

“Kita perlu apresiasi SIT Al Haraki, mendapat penghargaan menjadi sekolah sehat terbaik di seluruh Indonesia, sebagai SD Islam terpadu. Dari 14 tahun lalu, hanya 17 siswa kini sudah 1.300 siswa, ini artinya rata-rata para orangtua murid ingin menempatkan anaknya di sekolah-sekolah yang dipercaya,” katanya setelah meresmikan Gedung SIT AL Haraki dan Perpustakaan Siti Haruki, Selasa, 22 November 2016.

Sekolah Islam, kata Deddy, saat ini menjadi kebutuhan penting bagi para orangtua saat kerasnya tantangan masa depan, khususnya dalam segi moral dan akhlak. Penting menanamkan nilai-nilai keimanan sejak dini karena tantangan zaman begitu besar.

“Kaitanya dengan narkoba, pornografi di mana-mana. Jadi, selain pengawasan IPTEK, juga harus ada IMTAK (Iman dan Takwa), hanya itu yang bisa mencegah hal-hal negatif itu,” katanya.

Selain sekolah swasta berbasis Islam, pembentukan karakter keimanan, lanjut Deddy, juga bisa didapat di sekolah-sekolah negeri.

“Sama juga dengan sekolah negeri. Saya dulu di rumah ngajinya, ada surau kita bisa ngaji. Itu kebutuhan, kebutuhan manusia mencari Tuhan-nya, itu fitrah. Banyak juga sekolah negeri yang bagus, persoalannya sekarang ini kan banyak guru-guru yang honorer,” ujarnya.

Tak jauh berbeda dengan Deddy Mizwar, Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna yang turut hadir dalam acara tersebut juga menyampaikan kebangaannya terhadap prestasi sejumlah siswa yang ada di sekolah ini.

“Saya tadi sempat terharu mendengar cerita salah satu murid yang bahasa inggrisnya sangat luar biasa. Kita doakan, semoga anak itu bisa jadi kebanggaan orangtua dan bangsa ini kelak,” katanya.

Tak hanya itu, Pradi juga mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan SIT Al Haraki dalam mewujudkan Indonesia bersih yang dimulai dari lingkungan sekolah. “Ya ini luar biasa juga, patut dijadikan contoh,” katanya.

Meneropong Kebijakan Kurikulum Merdeka

Sementara itu, di tempat yang sama, Direktur SIT Al Haraki, Susi Krinawa menambahkan, pada yang ke-14 tahun ini telah banyak pencapaian-pencapaian positif SIT Al Haraki, baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Kendala bisa diminimalis, 14 tahun ini kita sudah jadi juara tingkat sekolah sehat, kami juga ditunjuk Jabar untuk program literasi tingkat nasional. Harapannya masih banyak banget, selain lomba pendidikan juga yang makin meningkat,” katanya.

Mengembangkan Potensi Guru Melalui Platform Merdeka Mengajar

Di SIT Al Haraki, lanjut Susi, selain pendidikan kurikulum, karakter dan ilmu beragama sangat diprioritaskan. Menurutnya, karakter itu penting dibentuk sejak dini agar memiliki basic hingga perguruan tinggi.

“Kalau di SIT Al Haraki, kita tidak hanya pendidikan secara kurikulum Diknas, tapi juga memasukkan unsur-unsur agama dan karakter yang kami jadikan satu,” kata Susi.

Pendidikan Inklusif: Menakar Pembaharuan Sistem Pendidikan di Indonesia

Diketahui, SIT Al Haraki didirikan oleh Hj. Siti Haruki Bambang Suryanto pada tahun 2002 dari sebidang kebun anggrek dengan luas lahan 5.000 meter di kawasan Jalan Pemuda, Pancoran Mas Depok.

Di awal pendiriannya, sekolah ini hanya memiliki 17 siswa dan dua guru. Kini pada tahun 2016 telah berdiri 36 lokal kelas dengan total lebih dari 1.000 siswa di unit SD  dan SMP dan lebih dari 130 tenaga pendidikan di kedua unit tersebut. (ase)

ilustrasi oleh pixabay.com

Saatnya Magang Mahasiswa Naik Kelas

ini mebuka pintu kesempatan yang seluas - luasnya bagi setiap mahasiswa untuk mampu menguatkan segi kemampuan kompetensi dan mentalitas sebagai professional

img_title
VIVA.co.id
19 September 2024