Anggap Bawa Sial, Majikan Aniaya Pembantu dan Bayinya

Ilustrasi/Tindak kekerasan
Sumber :
  • pixabay.com

VIVA.co.id – Seorang pembantu rumah tangga dan bayinya yang masih berusia 1,5 tahun menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya di Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Tragis! Gegara Tak Hafal Surah Alquran, Bocah di Batam Dianiaya hingga Diikat Rantai Besi oleh Ibu Kandung

Kesaksian korban, Sartini, penganiayaan itu sudah berlangsung lama. Namun, karena tidak berdaya, akhirnya kekerasan yang dilakukan majikannya yang bernama AC itu didiamkan.

"Saya tidak bisa apa-apa, meski anak saya dipukul. Majikan bilang, anak saya pembawa sial," kata Sartini, Kamis, 17 November 2016.

Pasutri yang Aniaya Anaknya di Jaktim Ditangkap, Ikat Pinggang hingga Sapu Lidi Disita

Cerita Sartini, ia bersama putranya CN (1,5 tahun) telah bekerja di rumah AC, sejak majikannya itu masih tinggal di Klaten, dan kemudian pindah ke Bantul.

Selama itu, Sartini mengaku majikannya tergolong orang baik, sehingga dia mengikuti ke mana majikannya pindah rumah. Namun, baru di Februari menjadi petaka bagi Sartini dan putranya.

Sering Alami Penganiayaan, Anak-Anak Cut Intan Nabila Trauma Takut Bertemu Laki-laki

Usaha sang majikan tidak lancar, ia sering dibentak, dipukuli, dan kemudian dilarang untuk keluar rumah. "Majikan saya berubah total. Marah-marah hingga suka memukul," ujarnya.

Bahkan, akibat kerap dianiaya, kini tubuh putra Sartini terdapat sejumlah luka lebam hingga menimbulkan trauma mendalam. Karena itu, Sartini pun nekat melarikan diri dari rumah majikannya.

Ia pun berangkat ke Klaten di tempat saudaranya dan sempat diburu oleh majikannya tersebut. "Saya takut pulang, jadi tinggal di Klaten dulu," katanya.

Lalu, setelah berembuk dengan keluarganya, Sartini pun memberanikan diri melaporkan kasus penganiayaan itu ke Kepolisian. Karena itu, pada Selasa,15 November 2016, Sartini membawa maslahnya itu ke Polda Yogyakarta. "Saya kemarin, diantar saudara untuk melaporkan kasus ini," katanya.

Sartini berharap, pelaku dihukum dengan maksimal. Apalagi, putranya mengalami trauma. Sering kali menangis, jika mendengar mesin cuci, atau orang teriak. "Anak saya nangis kalau melihat kulkas, saya ingin majikan saya ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya