KPK Buka Rekaman Sadapan Irman Gusman
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi membuka tiga rekaman hasil sadapan mengenai dugaan suap distribusi gula impor di Sumatera Barat di hadapan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada Selasa, 15 November 2016.
Tiga hasil sadapan itu adala komunikasi antara Ketua DPD, Irman Gusman, dengan Direktur Utama Perum Bul[og, Djarot Kusumayakti, antara Djarot dengan Bos CV Semesta Berjaya, Memi, dan Djarot dengan Kepala Bulog Divisi Regional Sumbar, Benhur Ngkaime.
Mulanya, Irman Gusman menghubungi Djarot setelah Idul Fitri 2016. Setelah berbasa-basi menanyai kondisi, Irman mengabarkan tentang tingginya harga gula di Sumbar. Setelah menjelaskan sebentar, Irman meminta Djarot dapat mendistribusikan gula impor milik Bulog ke Sumbar dan merekomendasikan Memi menjadi mitra Bulog untuk mendistribusikan gula Impor itu di Sumbar dan sekitarnya.
Berikut transkip lengkap Jaksa KPK berdasar komunikasi antara Irman dan Djarot dalam persidangan terdakwa Bos CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto dan Memi:
Keterangan
I: Irman Gusman
D: Djarot Kusumayakti
?
I: Salamikum.
D: Walaikum salam. Bapak mohon maaf tadi gak dengar
I: Ga papa minal aidin walfaidzin
D: mohon maaf lahir batin saya pak. Aduh.
I: Kan masih Idul Fitri
D: Iya saya mestinya yang harus ke Bapak terus saya tuh waduh kadang pas kosong saya mau ke Bapak juga. Jangan-jangan saya juga lewat lewat depan tuh gak ada ngontak, kok.
I: O udah pindah kan.
D: Eh udah saya di Denpasar satu Bapak
I: Oh iya tau. Saya kan waktu itu kan zaman Pak Mustofa kan udah ke sana.
D: oh iya iya. Bapak. Nggih.
I: Oh iya saya yang harus ke sana nih Pak Djarot belum sempet.
I: Nah, begini. Ada permintaan dari Sumatra Barat.
D: Oh, ya.
I: jadi kan sumatra barat tuh kan apa mengenai stabilitas gulanya kan masih belum pas sekali ya.
D: Betul betul betul
I: selama ini disuplai dari Jakarta.
D: Oh iya iya
I: sehingga akibatnya, eh apa mempengaruhi dlam harga.
D: betul betul betul
I: nah jadi kalo bisa melalui apa Kadivre Sumbar
D: iya betul pak. Nggih.
I: Kalo bisa Pak Djarot bantu untuk mensuplai ke sana itu bagus sekali Pak Djarot
D: Oh baik pak. Baik-baik Pak
I: Iya tuh. Ha-ah
D: menjadi perhatian
I: jadi perhatian, namanya Pak Benhur ya di sana ya?
D: iya betul betul betul
I: Ha ah. Jadi kebetulan ada orang yang sudah pengalaman sana yang bisa saya rekomendasi
D: Oke oke
I: Ha ah. bagus ok, pokoknya semuanya oke. Pokoknya rapi dia.
D: Iya ha ah. Nggih
I: ha ah. Asal Pak Djarot bina aja
D: Oh baik Pak
I: Ha ah. Jadi, saya namanya Bu Meme. Sebetulnya saya temen lama itu.
D: He em. Nggih Pak
I: saya ketemu kemarin di Padang. Dia itu betul-betul melakukan operasi pasar Pak
D: Oh iya
I: Pak Gubernur mendukung, semua mendukung, Sekjen Perdagangan mendukung, kalo dia kerja ga bagus, saya kan ga enak kan sama Pak Djarot. Nanti kan oh ini Pak Irman nih tapi karena saya tau orangnya bagus dan memang dia hidupnya di sana.
D: Iya Pak. Iya pak
I: Jadi kalo bisa pak djarot eh bina dia tuh. Menurut saya, apa saya sangat rekomen sekali
D: Baik kalo gitu saya minta
I: Yah
D: Apa, SMS nomor telepon sama nama ya pak. Nanti biar saya.
I: Boleh jadi nanti saya minta nomornya. Saya namanya bu Meme. Nanti saya kasih nomornya Pak Djarot. Nomor Pak Djarot boleh ya saya kasih dia
D: Oh siap siap pak. Siap
I: Iya kan. Jadi Ha ah. Mohon dibantu kebetulan Pak Benhur di sana. Dia ini cuma kan namanya Kadis. Sama Kabulog lan jauh bener kan. Kaya lihat matahari.
D: ha ha nggak berani dia. Ha ha
I: Dia bilang udah lewat Pak Irman aja katanya. Ah yaudah nanti saya bilang kerjanya yang bagus ya. Saya bilang begitu
D: Hhmm. Baik baik
I: Ha ah. Karena orang ini yang sudah saya yakini anu-nya selama ini dapatnya dari Medan, dari Jakarta. Berapa ongkosnya Pak? Tapi kalo Pak Djarot bisa menjadi dia tuh kan tangan kanan dia bisa disuruh operasi. Dia bisa jadi tangan kanan kita. Kalau semuanya bisa dia ikutin secara aturannya kan
D: Ya ya ya
I: Ha ah. Dan bahkan dia punya niat juga untuk bisa lebih berkembang lai untuk gula lebih baik gitu loh
D: Baik pak. Nanti jadi perhatian tuh.
I: Ha ah. Jadi, ha ah. Jadi perhatian. Ya bagus lah
D: Nggih
Memi dan Xaveriandy didakwa menyuap Irman Gusman agar mengusahakan CV SB mendapat jatah gula impor milik Bulog. Pasangan suami-istri itu memberikan Rp100 juta kepada Irman. Namun, Irman juga menitipkan harga dalam penjualan gula tersebut.