Kota Bandung Berpotensi Banjir Besar Meski Hujan Ringan
- Twitter @infobdg
VIVA.co.id - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum memperingatkan Kota Bandung berpotensi banjir besar meski hujan ringan dengan skala 50 milimeter per detik dan hanya berlangsung selama dua jam.
"Bandung rentan, karena lingkungan rusak, daerah resapan berkurang, dan ada tutupan lahan," kata Kepala BBWS Citarum, Yudha Mediawan, saat berbicara dalam seminar bertajuk Solusi Penanggulangan Banjir Citarum di Kota Bandung pada Selasa 15 November 2016.
Yudha menjelaskan, alih fungsi tata guna lahan di Kota Bandung terlihat pada daerah Geger Kalong dengan banyaknya perumahan, serta daerah Setrasari dan sekitarnya. Sejak lima tahun lalu, air limpasan dengan volume tinggi terjadi di kawasan Sukajadi jika diguyur hujan deras. "Air limpasan tak ada yang tertahan pohon, jadi masuk ke Citepus, dan akhirnya meluap jadi banjir," ujarnya.
Untuk mencegah banjir, menurut Yudha, volume air limpasan bisa berkurang jika tersedia tampungan air di setiap permukiman. Kalau air tampungan berlebihan, bisa masuk ke sumur resapan.
Jika tak tertampung di sumur resapan, bisa masuk ke sungai. Kalau semua rumah membuat kolam tampungan air, jika dihubungkan akan seperti kolam retensi dan bisa menahan air.
"Seharusnya, Pemerintah Kota Bandung mewajibkan tampungan air hujan ini. Bentuknya, bisa dibuat dalam bentuk tembok. Ini harus jadi syarat pembuatan IMB (izin mendirikan bangunan)," kata Yudha.
Fenomena banjir di Pagarsih, kata Yudha, karena ada luapan Sungai Citepus dengan kemiringan tinggi dan curam. Potensi banjir bandang di kawasan itu sangat berbahaya, karena memiliki energi yang tinggi meratakan segala bentuk fisik yang menghambat.
"Ini juga harus diwaspadai, karena biasanya terjadi juga kalau ada hujan ekstrem," kata Yudha.
(ren)