Teror Bom Terjadi Lagi, Menag Minta Intelijen Proaktif
- ANTARA FOTO/Septianda Perdana
VIVA.co.id – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku menyesalkan kembali munculnya teror bom di sejumlah wilayah Indonesia. Karena itu ia berharap agar hal itu dapat diminimalisir.
Intelijen dan aparat keamanan diminta lebih proaktif untuk mendeteksi lebih dini gerakan kelompok yang berhubungan dengan terorisme tersebut.
Lukman mengakui, kondisi topografi dan beragam serta padatnya populasi di Indonesia memang menjadi peluang bagi pihak tertentu untuk menggencarkan berbagai macam aksi teror.
"Jadi ini tanggungjawab kita bersama untuk menangkal aksi-aksi terorisme, ekstrimisme. Karena itu adalah proses yang tidak pernah selesai dan harus terus kita lakukan," kata Lukman di Gedung Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Pusat, Selasa, 15 November 2016.
Lukman juga mengingatkan agar publik tidak terpancing untuk melakukan aksi serupa. Sebab aksi balasan yang berujung pada tindak kekerasan tidak akan menyelesaikan permasalahan, justru akan menambah permasalahan baru.
"Serahkan sepenuhnya kepada Kepolisian untuk mereka dalam waktu yang cepat dapat mengungkap para pelaku. Dan saya yakin Polri kita memiliki kemampuan untuk itu," ujarnya.
Teror bom di Indonesia terjadi dalam waktu dua hari. Pertama pada Minggu, 13 November 2016 di Samarinda Kalimantan Timur dengan bentuk pelemparan bom di Gereja Oikumene.
Kejadian itu menewaskan seorang bocah berusia 2,5 tahun dan melukai tiga anak lainnya. Pelaku berhasil diamankan dan ternyata residivis kasus terorisme pada tahun 2011.
Kejadian kedua terjadi di sebuah vihara di Kota Singkawang Kalimantan Barat pada Senin, 14 November 2016, sekira pukul 03.15 waktu setempat. Sebuah bom molotov meledak di lingkungan vihara. Beruntung tidak ada korban jiwa dan kerusakan harta benda.
Pelaku diduga dua orang dengan menggunakan sepeda motor. Sejauh ini belum ada orang yang diamankan Kepolisian setempat.
Kejadian berikutnya masih terjadi pada Senin, 14 November 2016, terjadi di Kota Batu Malang Jawa Timur, sekira pukul 10.00 waktu setempat. Sebuah gereja mendapatkan teror bom melalui telepon dari orang tak dikenal. Penelusuran pun dilakukan oleh Kepolisian dan tidak ditemukan benda apa pun yang mencurigakan.
Pekan lalu, tepatnya pada Minggu, 6 November 2016. Sebuah teror bom juga terjadi di vihara Buddha Tira Lhokseumawe Aceh. Dua orang tak dikenal disebut menaruh bungkusan hitam berisi kabel. Kepanikan pun melanda. Namun saat diperiksa ternyata itu hanya batu bata yang dibalut kabel.
Sejauh ini belum diketahui motif dan siapa yang melakukan perbuatan teror tersebut. Kepolisian masih menelusuri seluruh sumber informasi.
(mus)