LPSK Minta Pemulihan Korban Bom Samarinda Dilakukan Total

Kondisi Gereja Oikumene Samarinda usai terkena lemparan bom jenis Molotov, Minggu (13/11/2016). Empat orang anak-anak menjadi korban kejadian ini.
Sumber :
  • VIVA.co.id/twitter

VIVA.co.id – Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Abdul Haris Semendawai meminta, agar korban aksi terorisme di Samarinda mendapatkan penanganan yang memadai dalam hal perawatan. Pemerintah harus memastikan hal tersebut melalui Dinas Kesehatan setempat.  

Istri Terduga Teroris PNS-nya, Menteri Agama Angkat Bicara

"Kami berharap pihak berwenang bisa mengambil langkah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Peran Pemda misalnya bisa diambil melalui Dinas Kesehatan setempat agar memberikan pemulihan medis di RSUD," ujar Abdul Haris Semendawai kepada VIVA.co.id, Selasa 15 November 2016.

LPSK siap untuk turut membantu memfasilitasi pemenuhan hak-hak korban terorisme tersebut. Apalagi, korban terorisme merupakan korban tindak pidana yang mendapat prioritas perlindungan dari lembaganya.

Rohaniwan Yakin Pengeboman Gereja Tak Akan Dibalas Kejahatan

Perlindungan tersebut antara lain meliputi pendampingan fisik, rehabilitasi medis, rehabilitasi psikologis, rehabilitasi dan fasilitasi permohonan tuntutan kompensasi sebagaimana dimuat dalam Undang Undang (UU) Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

"Semua itu sudah diatur dalam Undang Undang Perlindungan Saksi dan Korban," ujar Semendawai.

Tak Sekolahkan Anak, Teroris Surabaya Berdalih Homeschooling

LPSK juga berharap perhatian kepada korban bisa dilakukan secara berkesinambungan, tidak hanya pada saat kasus ini masih menjadi perhatian publik.

"Ini terjadi pada kasus terorisme di Thamrin di mana perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah surut seiring berkurangnya perhatian masyarakat. Nah ini jangan terjadi lagi di Samarinda dan Korban terorisme lainnya karena pemulihan korban harus total. Tidak bisa setengah-setengah apalagi hanya sesaat." 

Aksi terorisme terjadi di Gereja Oikumene Samarinda, Minggu 13 November kemarin. Akibat aksi terorisme itu sejumlah anak menjadi korban. Bahkan satu anak meninggal dunia sedangkan tiga anak lainnya sedang dalam keadaan kritis.

(mus)
 

Bocah yang terluka serius akibat ledakan diduga bom di rumah kontrakan Desa Gempeng, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 5 Juli 2018.

Bocah Korban Bom Pasuruan Dirawat di Rumah Sakit Polda

Pria yang kabur setelah ledakan itu sampai kini masih diburu.

img_title
VIVA.co.id
6 Juli 2018