Bom Gereja Oikumene Dirakit Selama Tiga Hari

Motor Juhanda alias Jo, pelempar bom molotov di Gereja Oikumene yang tertinggal di halaman gereja, Minggu (13/11/2016)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Amirulloh

VIVA.co.id – Juhanda alias Jo (37), pelempar bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda mengaku merakit bahan peledak itu sendiri di rumahnya.

Tawuran Brutal di Palmerah dengan Celurit hingga Bom Molotov, 7 Remaja Ditangkap

"Pelaku merakit di rumahnya di belakang masjid tanpa nama, Jalan Cipto Mangunkusumo. Dilakukan sendiri selama tiga hari," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta Selatan, Senin, 14 November 2016.

Kemudian, setelah bom molotov rampung. Juhanda langsung melakukan aksinya dengan mendatangi Gereja Oikumene di Kelurahan Sengkotek Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda. "(Dia) melemparkan bom di rumah ibadah tersebut," katanya.

EURO 2024 Mencekam, Polisi Jerman Tembak Pria yang Bawa Kapak dan Molotov

Menurut Boy, berdasarkan informasi bahwa komposisi bom molotov yang digunakan oleh Juhanda terdiri pupuk, belerang, arang, cuka, dan alkohol 70 persen. "Bahan-bahan tersebut umumnya bisa di dapat di pasaran," katanya.

Ledakan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda terjadi pada Minggu, 13 November 2016, sekira pukul 10.15 waktu setempat. Kejadian ini membuat seorang bocah bernama Intan Olivia Marbun (3,5 tahun) tewas dan melukai tiga anak lainnya.

Sosok Perwira Polisi yang Tangani Kasus Bom Buku hingga Kehilangan Tangan Kiri

Termasuk empat kendaraan roda dua yang sedang terparkir. Seluruh korban mengalami luka bakar dan langsung dilarikan ke RS.

Sebuah rumah di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, hangus terbakar akibat aksi tawuran yang terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024.

Detik-detik Tawuran di Kampung Bahari Pakai Bom Molotov, Buat Rumah Warga Kebakaran

Sebuah rumah di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, hangus terbakar akibat aksi tawuran yang terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 Agustus 2024