Damai Bersamamu, Intan Olivia Marbun
- ANTARA FOTO/Amirulloh
VIVA.co.id – Nama Intan Olivia Marbun melambung di linimassa twitter, Senin, 14 November 2016. Ucapan duka mengalir untuk bocah perempuan berusia 2,5 tahun itu, yang meninggal dunia dini hari tadi.
Intan Olivia Marbun merupakan salah seorang dari empat bocah yang menjadi korban ledakan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda Kalimantan Timur, Minggu, 13 November 2016.
Ia sebelumnya menderita kritis dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. Karena itu ia terpaksa mendapatkan perawatan medis di RS AW Sjahranie. Namun nasib berkata lain, Intan Olivia Marbun akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya pada Senin pagi, 14 November 2016 sekira pukul 05.00 waktu setempat.
Intan Olivia Marbun. Semoga keluarga tabah. Pintu surga semoga dibukakan untukmu, Dik, dan keluargamu kelak.
— Candra Malik (@CandraMalik) 14 November 2016
Ikut berduka atas meninggalnya Intan Olivia Marbun. Semoga keluarga tabah dan dikuatkan. Damai bersamamu dan damai indonesiaku ????
— Mas Brur Ye (@Hooh_Ye) 14 November 2016
Perihnya hati ini. Beristirahatlah dengan tenang, Intan Olivia Marbun.
— Edward Suhadi (@edwardsuhadi) 14 November 2016
Rest In Pride Intan Olivia Marbun korban bom Gereja Oikumene Sengkotek Samarinda pic.twitter.com/56kKPCel2d
— Koko (@AndreAri888) 14 November 2016
Intan Olivia Marbun,Selamat jalan nak,Selamat bertemu Bapa di Surga,Di surga tenang tak kau rasa lagi sakit & tak kau lihat lagi kebencian.
— RenoldPanjaitan (@RenoldPanjaitan) 14 November 2016
Ledakan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda terjadi pada Minggu, 13 November 2016, sekira pukul 10.15 waktu setempat. Diketahui ada seorang pria bernama Juhanda alias Jo (37) datang ke halaman gereja dan melampar bom molotov.
Saat itu, ada empat anak-anak sedang bermain di halaman dan mengenai mereka termasuk empat kendaraan roda dua yang sedang terparkir. Seluruh korban mengalami luka bakar dan langsung dilarikan ke RS.
Sementara pelaku berhasil dibekuk dan diserahkan ke kepolisian. Dari pemeriksaan terungkap jika Juhanda ternyata mantan residivis dalam kasus bom pada tahun 2011. Hingga kini motif pelaku masih diselidiki kepolisian dan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
(ren)