Lagi, Anak Buah Santoso di Poso Ditembak Mati
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id – Seorang anggota kelompok bersenjata, Mujahidin Indonesia Timur, di Poso Sulawesi Tengah kembali ditembak mati oleh satuan tugas Operasi Tinombala.
Dari pemeriksaan, anak buah almarhum Abu Wardah atau Santoso itu bernama Suharyono alias Yono Sayur alias pak Hiban.
"Yang bersangkutan adalah salah satu dari 10 daftar pencarian orang kelompok Santoso yang tersisa," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Brigjen Agus Rianto, Jumat, 11 November 2016.
Catatan kepolisian, Suharyono merupakan pengendara motor yang memboncengkan pelaku penembakan terhadap Kapolres Poso tahun 2005 yaitu Brigjen Rudi Sufahriadi yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
Menurut Agus, tertembaknya Suharyono bermula dari patroli rutin Satgas Operasi Tinombala di wilayah Sektor I Dusun Kuala Air Teh Desa Salubanga Kecamatan Sausu, Kamis, 10 November 2016.
Lalu, sekira pukul 13.00 WITA tim Satgas Operasi Tinombala melihat dua orang tidak dikenal dengan membawa parang. Salah seorang diantaranya menggunakan topi koboi warna cokelat yang diduga mencari bahan makanan di kebun milik warga.
Tim pun melakukan tembakan peringatan namun kedua orang itu melarikan diri ke arah barat daya, dan dilakukan pengejaran.
"Akhirnya terjadi pelemparan bom lontong oleh orang tidak dikenal, lalu ditembak, yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia satu orang lagi melarikan diri ke arah selatan barat daya," ujar Agus.
Jenazah yang tertembak pun langsung di evakuasi di Polsek Sausu Polres Parimo dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhyangkara Palu untuk dilakukan identifikasi.
Dari proses itu terungkap jika jenazah memiliki tanda fisik berupa bentuk muka bulat, rambut kriting dan dua tanda tato gambar wanita di punggung dan satu tato di kaki. "Telah ditunjukan foto wajah dan tato kepada pihak keluarganya. Almarhum adalah Sauharyono alias Yono Sayur alias Pak Hiban," katanya.
Adapun barang bukti yang berhasil ditemukan diantaranya, satu buah tas ransel warna biru hitam, tiga buah bom lonting, satu buah kompas petunjuk arah, satu buah gregaji, satu buah obat-obatan, satu lembar potongan terpal warna cokelat tua, satu buah baju loreng.
Kemudian, kata Agus, ditemukan juga satu buah sarung yang sudah dimodifikasi menjadi hammock, dua buah kartu tanda penduduk atas nama Habib Zakaria dan atas nama Abdul Majid, satu buah kartu keluarga, satu buah nasi siap saji, beras seperempat kilogram, lima buah pepaya, satu buah berupa jaket dan kaos dan satu buah sepatu Kanobol warna putih.