Mbah Sukijan, Veteran Perang yang 'Terjajah' Sampai Tua

Mbah Sukijan (82), mantan pejuang kemerdekaan yang kini hidup dalam kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, Kamis (10/11/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

VIVA.co.id – Buah manis kemerdekaan rupanya tak memberi arti apapun bagi Sukijan. Veteran perang berusia 82 tahun ini, sekarang menganyam bambu untuk bertahan hidup.

Bakal Jadi Primadona Baru, Pantai Slili Yogyakarta Hadirkan Nuansa Tropis ala Meksiko

Ya, penjajahan itu tak sepenuhnya lepas, buktinya lelaki yang pernah ikut berperang ini masih terjajah dengan kemiskinan yang membelitnya.

Mbah Sukijan demikian namanya dikenal. Warga Dusun Kajar Wonosari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta ini mengaku pernah terlibat perang pada tahun 1945.

Pidato Perdana di MPR, Muzani Minta Pemerintah Gunakan Pengaruh Tekan Konflik Timur Tengah

Ia pun masih mengingat jelas ketika dia bersama tentara lain terapung-apung di laut berhari-hari hanya untuk mengusir penjajah di Kepulauan Riau. "Aku isih kelingan numpak kapal limang ndino, nem bengi lagi tekan Riau (saya masih ingat naik kapal lima hari enam malam baru sampai Riau," kata Sukijan, Kamis, 10 November 2016.

Tapi itu cerita dulu. Kini di 71 tahun Indonesia merdeka. Perjuangan Mbah Sukijan tetap belum berakhir. Bersama istrinya Romlah (66), ia kini 'meringkuk' di rumah berdinding anyaman bambu usang berukuran 6x9 meter.

Mengupas Mitos Pulung Gantung di Gunungkidul Lewat Film Ini

Di samping rumahnya terlihat ada tumpukan tomblok (kerajinan anyaman bambu) yang tidak laku dijual. "Saya setiap hari membikin tomblok, lalu dijual ke pasar atau orang-orang membutuhkan. Uangnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan membayar uang sekolah cucu," katanya menjelaskan.

Diakui Sukijan, setiap bulan dirinya mendapatkan uang pensiun sebesar Rp2 juta. Namun sebagian hasil itu untuk membayar utang. Untuk itu dirinya sampai hari ini bekerja, karena dirinya tidak mau berpangku tangan menunggu bantuan.

"Sebetulnya saya sudah dapat dana pensiun tapi sudah saya ambil dulu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tinggal Rp1 juta setiap bulannya," katanya.

Namun, kini kondisi Mbah Sukijan makin terhimpit. Tomblok tak laku di pasaran. Istrinya, Romlah pun harus ikut bekerja sebagai buruh tani di ladang. "Lumayanlah menambah uang untuk beli makan," ujar Romlah.

Sukijan, mengaku tidak berharap banyak dari pemerintah. Ia hanya berharap para legiun veteran seperti dirinya lebih diperhatikan. Apalagi masih banyak rekan seperjuangan yang nasibnya sama dengan dia.

"Masih banyak rekan saya yang kondisinya lebih parah. Untuk itu saya mohon pemerintah memperhatikan," katanya berharap.

Pengatur hak kesejahteraan urusan cadangan Veteran Kementerian Pertahanan di Gunungkidul, Paula Sri Pancawarna membenarkan, masih banyak veteran perang yang hidupnya memprihatinkan saat ini. Khusus Gunungkidul, setidaknya ada 351 veteran yang telah terdata. "(Dan) Masih ada sekitar 20-an yang masih hidup kurang mampu," kata Paula.

Diakuinya, sampai saat ini masih ada veteran yang belum terdata, sehingga tidak mendapatkan bantuan. Untuk itu, pihaknya meminta peran aktif masyarakat melaporkan jika ada yang mengetahui keberadaan veteran. Sebab, veteran mendapatkan bantuan sebanyak Rp1,4 juta dan dana kehormatan Rp750 ribu.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya