Wantimpres: Perkara Penistaan Agama Jangan Dicampur Khilafah
- VIVAnews/Adri Irianto
VIVA.co.id - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Hasyim Muzadi memuji sikap massa pengunjuk rasa pada 4 November 2016 yang berdemonstrasi dengan tertib dan damai.
Dia mengapresiasi dan meyakini unjuk rasa itu dilatarbelakangi niat suci untuk membela Alquran yang dianggap telah dinistakan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, calon gubernur DKI Jakarta. Namun dia mengamati sedikit ketidakberesan karena unjuk rasa pada pekan lalu itu disusupi isu lain, yakni khilafah; pendirian negara Islam.
"Janganlah masalah kemurnian perjuangan pembelaan Alquran ini dicampur aduk dengan isu khilafah, pendirian negara Islam, memberi peluang terhadap ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), peluang terhadap teroris, dan perlawanan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa," kata Hasyim melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id pada Rabu, 9 November 2016.
Isu pendirian negara Islam itu, kata Hasyim, justru kontraproduktif dengan semangat dan niat suci agar aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus dugaan penistaan agama. Isu lain yang disusupkan, apalagi bertentangan dengan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, akan menjadi senjata untuk memukul balik umat Islam. "...dan dapat mengakibatkan umat Islam bercerai-berai."
Mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama itu mengingatkan, agar umat Islam, apapun organisasinya, tidak beranggapan bahwa sekat-sekat ormas dapat menghadang energi Alquran. "Kalau dipaksakan, justru berakibat tidak ditaatinya pemimpin oleh umatnya sendiri yang memang ghirah (semangat) Alquran-nya tinggi.”
(mus)