Putra Bung Tomo: Banyak Bukti Perjuangan yang Dihilangkan
- ANTARA/Marboen
VIVA.co.id – Menjelang Hari Pahlawan yang biasanya diperingati setiap tanggal 10 November, Kota Surabaya, akan selalu menyiapkan sejumlah rangkaian acara untuk menyambutnya. Mulai dari Parade Surabaya Juang, Surabaya Membara, serta berbagai festival lainnya.
Selain itu, nama Sutomo, atau Bung Tomo sebagai tokoh pahlawan yang memegang peranan penting perlawanan Arek Suroboyo melawan Belanda pada 10 November 1945 lalu, juga akan banyak disebut.
Meski demikian, Bambang Sulistomo yang merupakan putra dari Bung Tomo, merasa masih ada yang kurang dalam peringatan Hari Pahlawan pada tahun ini.
Salah satunya, akibat dibongkarnya rumah radio Bung Tomo yang ada di Jalan Mawar nomor 10-12, Surabaya. Bangunan bersejarah itu, memang dibongkar oleh salah satu perusahaan, PT Jayanata, untuk dijadikan lahan parkir sebuah pertokoan yang ada di tempat itu.
Bambang mengatakan, sampai saat ini memang sudah cukup banyak bangunan bersejarah yang hilang begitu saja. Yang paling menonjol adalah rumah radio Bung Tomo, dan Gedung Proklamasi yang ada di Jalan Pegangsaan, Jakarta.
Menurutnya, hal itu merupakan bukti, jika pemerintah memang tidak memiliki kepedulian terhadap sejarah bangsanya sendiri. “Padahal, Bung Karno itu kan pernah bilang, kalau bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah,” kata Bambang kepada VIVA.co.id, melalui telepon seluler miliknya, Senin 7 November 2016.
Selain itu, Bambang menganggap, hilangnya bangunan-bangunan bersejarah itu merupakan sebuah kesengajaan dari pihak-pihak tertentu. Tujuannya, untuk menghilangkan identitas bangsa Indonesia.
“Mereka ingin menghapus pengetahuan generasi muda sekarang, kalau bangsanya merupakan bangsa yang mempertahankan perjuangan kemerdekaan secara keras, serta panjang, dan bangunan-bangunan itulah yang menjadi saksinya,” ujar Bambang.
Padahal, tambahnya, bangunan-bangunan itu sebenarnya masih sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia sebagai bukti perjuangan. “Kita ini masih butuh simbol-simbol untuk mengenang perjuangan para pahlawan pendahulu kita,”kata Bambang.
Apabila kondisi itu terus berlanjut, maka Bambang menilai, bangsa Indonesia akan sangat mudah dilemahkan oleh bangsa lainnya. Alasannya, secara perlahan jati diri bangsa Indonesia mulai dihilangkan.
“Bayangkan saja, masak Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan, akhirnya malah tidak punya sisa-sisa, atau bukti peninggalan perjuangannya? Ini kan aneh,” ujar Bambang.
Terlebih, saat ini kondisi masyarakat juga sudah mulai hilang rasa patriotisme, dan heroismenya. Sebab, saat ini masyarakat lebih mengutamakan gaya hidup instan, dan berpikiran serba praktis.
Karena itu, Bambang mendesak, agar pemerintah lebih memiliki kepedulian terhadap perawatan berbagai peninggalan sejarah perjuangan bangsa. “Tujuannya itu sekali lagi, agar anak cucu kita tidak kehilangan rasa nasionalismenya, dan kita jangan sampai dijajah oleh bangsa asing lagi. Walaupun penjajahan zaman sekarang sudah tidak berbentuk fisik lagi, melainkan dalam bentuk yang lebih luas lagi,” kata dia. (asp)