Jalur TKI Ilegal di Batam Juga Digunakan Bisnis Narkoba

Seorang narapidana saat berada di balik jeruji besi.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Kapal pengangkut 98 orang tenaga kerja Indonesia ilegal dari Malaysia yang tenggelam di perairan Tanjung Bemban Batu Besar Batam Kepulauan Riau, ternyata menggunakan jalur yang juga kerap digunakan untuk penyelundupan narkoba.

Kerja Sama Bea Cukai-Polri Bongkar Kasus Narkotika di Perairan Aceh Tamiang

Ini terungkap dari laporan Kepolisian Daerah Kepulauan Riau. Dimana sehari sebelum kejadian kapal pengangkut TKI itu tenggelam, pada Selasa, 1 November 2016, telah terjadi penangkapan sejumlah kurir narkoba untuk sindikat internasional.

Sebanyak 20,5 kilogram narkoba jenis sabu-sabu pun berhasil diamankan dalam kemasan teh merek China. Bersama itu juga dua orang pria masing-masing bernama AW (50) dam MAL (31) pun berhasil diciduk.

207 Kg Sabu dan 90 Ribu Ekstasi Jaringan Malaysia Dijual dengan Modus Jual Beli Mobil

Keduanya sempat mengelak membawa narkoba dan mengaku sebagai nelayan. Namun dari penggeledahan menunjukkan bukti bahwa mereka memang pengedar narkoba yang membawa sabu dari Johor Bahru Malaysia dengan tujuan perairan Nongsa Batam.

Menurut Kapolda Kepulauan Riau, Brigjen Sam Budigusdian, penggunaan jalur perairan Tanjung Bemban menuju Pelabuhan Nongsa Batam itu memang sudah berulang kali menjadi lokasi transit para pembawa narkoba.

4 Nelayan Ditembak Polisi Ketahuan Bawa 18 Kg Sabu dan 86.500 Butir Ekstasi di Asahan

Sam Budigusdian pun menyesalkan hal itu. Ia menduga ada kelalaian yang dilakukan oleh Kepolisian dari Malaysia. Sebab kali ini ternyata tak cuma narkoba yang masuk namun juga penyelundupan TKI.

"Ini sudah sering kali, tapi kenapa kok mudah sekali dari sananya. Mereka (polisi Malaysia) sudah kami sampaikan dan mereka akan ke sini menjelaskan hal ini," katanya.

Sementara itu salah seorang tersangka AW, mengaku pengiriman narkoba lewat Pelabuhan Nongsa itu dilakukannya karena tergiur upah yang diberikan. "Kami diupah Rp60 juta untuk bawa barang ini sampai di Batam," katanya.

Namun, pria asal Lombok ini mengaku tidak mengetahui siapa oknum di balik kepemilikan narkoba itu. Sebab semua diinstruksikan melalui telepon seluler. "Nggak tahu mau dibawa kemana, yang penting barang ini sampai Batam dulu," kata AW.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya