Evakuasi Korban Kapal TKI Ilegal, 18 Korban Ditemukan Tewas

Proses evakuasi korban kapal tenggelam yang angkut TKI ilegal
Sumber :
  • VIVA.co.id/Berton Siregar

VIVA.co.id – Kapal pengangkut Tenaga Kerja Indonesia ilegal dari Johor Bahru Malaysia, tujuan Batam, Kepulauan Riau, pagi tadi tenggelam di perairan Nongsa, Rabu, 2 November 2016. Kapal ini mengangkut 101 penumpang.

Tiga Kantor Bea Cukai Bersinergi Musnahkan Barang Hasil Penindakan

Saat ini, tim Badan SAR Nasional, Polri, TNI, dan nelayan sekitar terus berupaya mengevakuasi para korban.

Dalam proses pencarian, tim gabungan berhasil menyelamatkan 35 penumpang. Mereka langsung ditempatkan di posko Tanjung Memban, Kecamatan Nongsa, Batam, untuk mendapatkan perawatan intensif Dinas Kesehatan Polda Kepri, Rumah Sakit Bhayangkara karena mengalami trauma dan meminum air laut.

Kementerian Lingkungan Tutup Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi yang Viral di Medsos

Selain itu, petugas juga menemukan 18 korban meninggal, termasuk di antaranya seorang bayi yang ditemukan kapal milik Polairud Polda Kepri. Sisanya, 53 penumpang masih dalam pencarian.

Kasat Brimob Polda Kepri, Kombes Pol. Torry Kristianto mengatakan, saat ini pencarian korban dihentikan sementara karena kondisi arus laut. Rencananya sore nanti pencarian akan dilanjutkan. 

Lewat Pesawat Karya Anak Bangsa, Ansar Ahmad Ingin Wujudkan Konektivitas Daerah Terpencil di Kepri

"Korban meninggal 18 orang sudah ditemukan, dan sekarang berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri, Sementara 35 korban selamat sudah diberikan pertolongan pertama termasuk mengecek kesehatan para penumpang tersebut, dan sisanya kita akan lakukan pencarian sore nanti, karena arus laut yang tak menentu," ujarnya. 

Kronologis Kejadian. 

Berdasarkan penuturan korban selamat, para TKI ini berangkat dari Tanjung Malau menuju pelabuhan Teluk Mata Ikan, Nongsa, dengan jumlah penumpang 93 penumpang dewasa dan 5 bayi. Mereka berangkat pukul 03.00 waktu Malaysia bersama 3 orang tekong.

Sekitar pukul 04.30 WIB, kapal speed boat yang mereka tumpangi tersangkut di tengah karena air laut sedang surut. Penumpang dewasa pun diminta mendorong kapal menuju perairan lebih dalam. 

"Setelah kapal nyangkut di tempat dangkal, kami semua orang dewasa pada turun untuk dorong kapal ke tempat yang lebih dalam," ujar Juraida, salah satu penumpang yang selamat.

Warga Pangkalan Brandan, Medan, Sumatera Utara, ini melanjutkan. Tak lama setelah kapal bergerak, tiba-tiba ombak besar menghantam sehingga kapal terbalik, membuat semua penumpang terhempas dan tenggelam. 

"Kami tak bisa berenang, jadi pasrah saja namun ketika sadar kaki sudah nyentuh tanah ternyata sudah air dangkal," ujarnya menambahkan.

Para TKI ini memilih jalur ilegal untuk kembali ke Indonesia karena tak punya paspor atau dokumen legal lainnya.

"Kami semua tidak memiliki paspor, sebab berangkat dulu memang lewat belakang (jalur ilegal)," kata Juraida. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya