Disayangkan, Pernyataan Menkes soal Vaksin Palsu
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjaja mempertanyakan dasar pernyataan bahwa vaksin palsu tidak akan berdampak pada tubuh bayi atau anak.
Marius juga mempertanyakan kejelasan pertanggungjawaban pemerintah dan korporasi rumah sakit dalam menyelesaikan perkara terkait beredarnya vaksin palsu yang sempat meresahkan masyarakat.
"Ini kami usung mengingat adanya aduan dari para keluarga korban yang diduga menjadi korban vaksin palsu ke YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)," kata Marius di Jakarta, Minggu, 23 Oktober 2016.
Pernyataan tersebut juga menanggapi pernyataan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam jumpa persnya terkait vaksin palsu pada Juli 2016. Dinyatakan bahwa vaksin palsu tidak menimbulkan efek samping untuk kesehatan anak.
"Coba literatur mana yang menyatakan (vaksin palsu) tidak apa-apa. Kami ingin meng-counter-nya karena masyarakat menanyakan," kata Marius.
Menurutnya, proses pembuatan vaksin palsu jelas tidak steril, berbagai zat dicampur tidak dengan takaran yang seharusnya.
"Saya lihat peralatan yang disita Bareskrim Polri pada tayangan berita televisi. Vaksin palsu urusannya dengan racun. Ini saya lihat bagaimana pembuat seenak udelnya memasukkan berbagai campuran. Dokter sekali pun saja kalau mau bertindak harus steril. Lab ini (vaksin) yang disuntikkan," ujarnya.
Dia sangat menyayangkan pernyataan bahwa vaksin palsu tidak memberi dampak bagi anak. "Ini sangat saya sesalkan apalagi Beliau (Menkes) kan dokter," katanya.