Puncak Musim Hujan, Semarang Rawan Banjir dan Longsor
- Kota Semarang sedang gencar melakukan upaya normalisasi sungai.
VIVA.co.id – Kota Semarang, Jawa Tengah, mewaspadai potensi bencana alam yang terjadi saat memasuki puncak musim hujan yang diprediksi terjadi hingga bulan Januari 2017. Sejumlah antisipasi dilakukan salah satunya dengan giat rutin apel siaga bencana oleh pemerintah setempat.
Apel perdana dilakukan pemerintah digelar di halaman Balai Kota Semarang, Jumat, 21 Oktober 2016. Sejumlah instansi terkait dilibatkan seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, TNI/Polri, PMI, Tagana dan sejumlah relawan bencana.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dalam kesempatan itu menyatakan, seluruh stakeholder terkait kini telah memetakan sejumlah langkah antisipasi terkait kerawanan bencana yang mungkin terjadi. Khususnya melihat topografi Kota Semarang yang rawan banjir, longsor serta pohon tumbang.
"Ini sebagai langkah antisipasi. Sering kali bencana banjir terjadi di wilayah Timur dan longsor di daerah atas. Tapi yang lebih harus diperhatikan agar bisa meminimalisir adanya korban jiwa, " kata Hendrar.
Ia mencatat, sejak bulan Januari hingga Oktober 2016, ada 27 kali bencana banjir, 38 kali tanah longsor, puting beliung 10 kali kali, dan kebakaran 36 kali. Selain itu juga ada beberapa kali pohon tumbang.
"Bulan Oktober ini saja, bencana tanah longsor di Bukitsari telah merenggut dua korban jiwa, satu korban pohon tumbang, dan dua orang terseret arus sungai, " ujarnya.
Terkait kerawanan pohon tumbang, Hendi menegaskan evaluasi dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Dinas Penerangan Jalan Umum dan Pengelolaan Reklame (PJPR) terus dilakukan untuk mengecek kondisi pohon yang berada di pinggir jalan raya.
"Ini erat kaitannya dengan kepentingan lingkungan hidup dan BPBD. Bagian lingkungan hidup bisa omplain kalau langsung ditebang, agar tak membahayakan," katanya.
Sementara Kepala BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana, menambahkan, prediksi puncak bencana di wilayah Jawa Tengah terjadi bulan Januari 2017. Berdasarkan pemetaannya, kota Semarang menjadi salah satu daerah yang rawan bencana sehingga seluruh instansi pemerintah dan masyarakat agar tetap waspada.
Apel siaga bencana di tiap daerah sendiri, kata Sarwa, merujuk pada Surat Edaran Gubernur ke Kabupaten/Kota pada 27 September lalu. Di mana Bupati dan Wali Kota wajb melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait, mengaktifkan posko yang melibatkan SKPD terkait dan mempublikasikan nomor penting ke masyarakat, memperbarui data peta rawan bencana, menyiapkan sarana prasarana, apel siaga, serta mengidentifikasi tanggul yang kritis.
"Surat Gubernur sudah keluar tentang siaga bencana banjir dan longsor sampai akhir Maret 2017," katanya.
Dalam kesempatan itu, Hendar bersama wakilnya Hevearita Gunaryanti Rahayu, DPRD, serta unsur BPBD juga melakukan cek kendaraan dan perlengkapan lain untuk digunakan mengantisipasi bencana.