Kerugian Banjir Bandang Garut Capai Rp288 Miliar
- VIVA.co.id/ Diki Hidayat
VIVA.co.id – Bencana banjir bandang di Garut pada September 2016 lalu menyisakan berbagai tantangan yang perlu ditangani secara bersama-sama. Mulai dari sinergi pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha yang diharapkan dapat meringankan beban masyarakat Garut, terutama pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon).
Badan Nasional Penanggulangam Bencana (BNPB) menyebutkan, total estimasi kerusakan dan kerugian pascabencana banjir bandang di Garut mencapai Rp288 miliar. Niai tersebut berasal dari kajian penilaian di lima sektor, yaitu permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lintas sektor.
"Proses rehab-rekon merupakan persoalan yang sangat mendasar. Pemerintah daerah memperkirakan skema pendanaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). Sehingga tentu jumlah itu mencukupi total nilai kerusakan dan kerugian," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2016.
Pada sektor permukiman, kata Sutopo, dengan sub-sektor perumahan dan prasaran lingkungan saja memiliki kerusakan dan kerugian sekitar Rp83 miliar. Sehingga anggaran itu memang terlihat fantastis.
Sutopo menjelaskan, rehab-rekon pascabencana banjir bandang di Garut ini akan berlangsung selama tiga tahun mulai dari 2016 hingga 2018 mendatang. Selama tiga tahun, nantinya pembiayaan dianggarkan pada APBD Pemerintah Kabupaten Garut.
"Namun demikian, tidak tertutup kesempatan terhadap berbagai pihak untuk bersinergi mempercepat proses rehab-rekon di Garut.”
(mus)