Jembatan Kuning di Bali Sempat Goyang Sebelum Roboh
- Twitter.com/Sutopo_BNPB
VIVA.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klungkung dan Pusdalops BPND Provinsi Bali, menghentikan sementara pencarian warga yang hilang saat Jembatan Kuning penghubung antara Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan Kabupaten Klungkung, Bali, roboh pada Minggu, 16 Oktober 2016.
Tragedi itu terjadi pada pukul 18.30 Wita. Jembatan yang dikenal warga sebagai Jembatan Cinta itu memang sedang ramai warga. Kebanyakan baru saja selesai melaksanakan sembahyang, karena bertepatan hari raya Nyepi Segara (tidak berlayar).
Berdasarkan laporan sementara Pusdalops BPBD Bali yang diterima dari Puskesmas Nusa Penida 2 dan Puskesmas Pembantu Ceningan, terdapat sembilan orang meninggal dunia dan satu belum teridentifikasi. Sementara 30 orang luka-luka, sebanyak 22 orang luka ringan dan dua orang luka berat. Semua dirawat di puskesmas.
Hingga pukul 21.00 Wita, pencarian korban yang dilakukan tim gabungan dengan masyarakat setempat dihentikan sementara karena kondisi gelap. Selain belum ada laporan lagi dari masyarakat setempat yang anggota keluarganya hilang, tapi pencarian tetap dilakukan besok pagi. Dipastikan tidak ada warga asing yang menjadi korban.
Pencarian yang akan dilakukan Basarnas, BPBD dan masyarakat besok, juga difokuskan ke sisi Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan. Kapal Basarnas akan diberangkatkan pukul 06.00 Wita. Saat ini koordinasi juga terus dilakukan dengan TNI, Polri, SKPD Klungkung dan aparat Puskesmas Nusa Penida 2.
Saat roboh di atas jembatan terdapat banyak warga karena sedang melakukan upacara keagamaan di Pura Bakung Ceningan yaitu Hari Nyepi Segara di mana tidak melakukan aktivitas di laut sehingga di atas jembatan banyak masyarakat yang melewati jembatan.
Sebelum runtuh, jembatan sempat bergoyang kemudian ambruk. Beberapa pengendara motor dan warga yang ada di atasnya jatuh ke laut yang sedang surut. Beberapa warga yang ada di lokasi langsung berusaha menyelamatkan korban. Beberapa korban yang jatuh ada yang langsung berenang dan berjalan di selat. Tapi tidak diketahui secara pasti berapa jumlah warga yang jatuh saat jembatan ambruk.
“Diduga karena kelebihan beban karena banyaknya masyarakat di atas jembatan sehingga seling jembatan putus dan jatuh ke laut. Selain itu beberapa kali juga pernah rusak dan sudah mendapat perbaikan. Lokasi di kepulauan menyebabkan kesulitan untuk melakukan evakuasi,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Ini data korban meninggal yang telah dievakuasi:
1. I Wayan Sutamat, 49, asal Jungut Batu.
2. Putu Ardiana, 45, Lembongan.
3. Ni Wayan Merni, 55, Jungut Batu.
4. I Putu Surya, 3, Jungut Batu,
5. I Gede Senan, 40, Kutampi Np.
6. Ni Wayan Sumarti, 56, Dusun Klatak.
7. Ni Putu Krisna Dewi, 9.
8. Ni Kadek Mustina, 6.