Gelapnya Kasus Munir Jadi Ujian Ketegasan Presiden
- VIVA.co.id/Nuvola Gloria
VIVA.co.id – Sudah berjalan 12 tahun, kasus kematian aktivis Hak Asasi Manusia Munir Said Thalib belum menemukan titik terang. Pemerintah pun hingga kini belum membuka ke publik soal laporan investigasi tim pencari fakta.
"Apapun hasilnya itu (Laporan TPF) adalah sebagian kecil dari perjuangan. (Keterbukaan) Untuk menguji ketegasan Presiden masa lalu yaitu Bapak SBY dan Presiden masa sekarang Joko Widodo," kata seorang pegiat HAM, Usman Hamid di kantor Komisi Informasi Pusat, Senin, 10 Oktober 2016.
Komisi Informasi Pusat, sedianya memang menjadwalkan pada hari ini untuk menggelar sidang putusan terkait ajudikasi sengketa informasi publik terkait laporan hasil tim pencari fakta kematian Munir.
Keputusan sidang ini menjadi penentu untuk tersingkapnya kasus kematian Munir yang telah diinvestigasi oleh tim pencari fakta. Namun memang selama ini menjadi rahasia negara. Sehingga tidak ada satu pun yang tahu perihal hasil laporan tersebut.
"Ya harus dikabulkan (tuntutan ajudikasinya), apalagi (yang ditunggu). Kita tantang saja presidennya, berani enggak. Presidennya berani enggak merintahin Kapolrinya, bisa enggak," tambah Suciwati, istri mendiang Munir Said Thalib.
Sidang Molor
Di bagian lain, selama di Komisi Informasi Pusat, belasan para aktivis pegiat HAM ini sempat menyesalkan mundurnya jadwal sidang. Sebab berdasarkan rencana, sidang ini digelar pada pukul 13.00 WIB. Namun hingga pukul 14.30, belum juga dimulai.
Maka dari itu, mereka yang menunggu sidang tersebut mulai gerah. "Kita akan menyanyikan lagu-lagu perjuangan sampai Hakim datang dan apabila tidak datang juga kita akan datangi ruangan Hakim," kata salah seorang perempuan perwakilan keluarga Munir.
Lagu Indonesia Rayu, Satu Nusa Satu Bangsa dan Halo-Halo Bandung, dan Maju Tak Gentar, menjadi lagu pilihan mereka. Tak lupa, topeng wajah Munir hinggap di wajah keluarga Munir dan sejumlah anggota KontraS.
"Kalau gitu, mengapa kasih pengumuman kemarin, bilangnya hari Senin tanggal 10 jam 13.00, tapi sampai sekarang ngakunya masih makan siang. Kenapa ditunda, kasih dong alasannya," keluh Suciwati.