Ibu Gendong Bayi di Kepala Terjang Banjir Bandang
- VIVA.co.id/Diki Hidayat
VIVA.co.id – Dari ribuan warga korban banjir bandang Garut Jawa Barat, seorang ibu bernama Entin (35), warga Kampung Kikisik, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Jawa Barat, memiliki pengalaman yang mengharukan. Dia harus mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan bayi laki- lakinya bernama Cahya, yang masih berusia 8 bulan.
Entin yang ditemui di pengungsian Gedung Islamic Centre di Desa Haurpanggung bercerita bahwa dia harus mengangkat anaknya di atas kepala sementara air bah akibat banjir bandang makin meninggi pada Selasa 20 September 2016. Bahkan air pada saat itu sudah mencapai lehernya.
"Air di dalam rumah sudah sampai leher, saya sudah tidak berpikir banyak yang penting anak saya selamat," cerita Entin di pengungsian, Jawa Barat, Kamis 29 September 2016.
Saat peristiwa itu terjadi, Entin mengatakan hanya berdua bersama anaknya. Sementara sang suami sedang bekerja. Entin baru menyadari banjir bandang akan segera menerjang rumahnya setelah seorang tetangga mengetuk pintu dengan air sudah makin tinggi.
"Tahu-tahu air sudah tinggi, saya berusaha menggendong anak hingga terpaksa mengangkat anak saya di atas kepala," ungkapnya.
Lanjut Entin, sambil dipapah seorang tetangga, Entin berjuang melawan derasnya air bah yang datang tiba-tiba. Akhirnya Entin dan anaknya Cahya selamat. Namun rumahnya hilang akibat hanyut terbawa banjir bandang.
"Saya tidak memiliki apa-apa lagi, perabotan rumah tangga, pakaian dan benda berharga lainnya lenyap dalam hitungan beberapa menit, " katanya sambil menitikkan air mata.
Walaupun harus tinggal bersama ratusan pengungsi lainnya, Entin masih bersyukur selamat dari bencana alam. Kini bayi Cahya disebutkan dalam kondisi sakit, mengalami demam dan perlu penanganan medis.
"Kebetulan anak saya lagi sakit, saya minta doanya supaya lekas sembuh," kata sang ibu.
(ren)