Bromo Siaga, Wisatawan Dilarang Dekati Puncak Radius 2,5 Km
- VIVA.co.id/ Lukcy Aditya
VIVA.co.id –Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru John Kenedie meminta warga untuk mengikuti aturan yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, soal meningkatkannya status Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjadi Level III atau Siaga, dari sebelumnya di Level II atau Waspada.
Peningkatan status ini membuat wisatawan dilarang mendekat ke puncak Gunung Bromo dan lautan pasir.
"Status siaga sudah jelas ya, dilarang mendekat dalam radius 2,5 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo. Tidak boleh ke lautan pasir, saya minta warga ikuti aturan sajalah," kata Kenedie, Senin, 26 September 2016.
Namun Kenedie tidak melarang wisatawan berkunjung ke kawasan TNBTS, selama mereka tidak berada di dalam radius 2,5 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo.
"Kalau mau lihat matahari terbit boleh ke penanjakan, masih bisa. Ke padang savana asal jauh dari kawah aktif boleh, lewat Tumpang Kabupaten Malang. Tapi tetap mengikuti aturan yang ada," kata Kenedie.
Dia juga menegaskan status siaga masih dalam kategori aman, sebab radius 2,5 kilometer tidak sampai ke pemukiman warga. "Tidak perlu pengungsian karena masih dalam batas aman. Hanya saja warga sekitar yang berdagang dan penunggang kuda dilarang mendekat. Dengan kondisi seperti ini wisatawan juga tidak mungkin mendekat, jadi libur dulu," ujar John Kenedie.
Kenedie berharap status siaga bisa segera menurun, "Ini bisa satu hari, bisa seminggu imbauan ini, tergantung update dari PVBMG saja. Kita berdoa semoga batuk Bromo cepat sembuh, ini kan biasa ya rutin seperti ini," katanya.
Selama periode September ini, dari kawah Gunung Bromo terdengar suara gemuruh, diikuti keluarnya asap tebal dari lubang kawah dengan tinggi mencapai 50-900 meter, dan teramati sinar api samar-samar terlihat keluar dari kawah.
Erupsi magmatik juga berpotensi terjadi, yang dapat disertai sebaran material vulkanik berupa hujan abu lebat dan lontaran batu.