Indonesia Harus Pikirkan Strategi Baru Selamatkan Badak
- VIVA.co.id/WWF doc
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia harus memikirkan strategi baru untuk penyelamatan keberadaan populasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicerorinus sumatranus).
Langkah ini diperlukan untuk melindungi jumlah populasi badak khususnya yang kini terus menurun dalam beberapa dekade.
"Untuk menyelamatkan yang semakin kritis, perlu adanya pendekatan konservasi berbasis spesies seperti yang dilakukan pada Badak Jawa," ujar Yuyun Kurniawan, Program Koordinator Proyek Ujung Kulon WWF-Indonesia dalam siaran persnya dikutip, Jumat, 23 September 2016.
Data terakhir yang dimiliki. Saat ini total populasi Badak Jawa hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon dengan jumlah 63 individu. Sementara tercatat hanya tersisa 100 individu.
Jumlah itu sangat jauh menurun dibanding tahun 1974 yang diperkirakan mencapai antara 400-700 individu. "Dalam sepuluh tahun belakangan laju kehilangan populasi mencapai 50 persen," kata Yuyun.
Menurut Yuyun, meski kini secara angka jumlah lebih banyak dari Badak Jawa. Namun keberadaannya tersebar dalam sub populasi yang kecil. Karena itu peluang pertumbuhan sangat rentan terawasi dibanding Badak Jawa.
"Jika tidak dilakukan upaya-upaya proaktif untuk mengonsolidasikan sub-sub populasi yang kecil tersebut, maka ancaman kepunahan lokal sangat mungkin terjadi," kata Yuyun.
Menurut Direktur Konservasi WWF Arnold Sitompul setidaknya kini salah satu langkah terstrategis yang kini bisa dilakukan untuk penyelamatan adalah lewat pola serupa yang dilakukan di Ujung Kulon.
"Konservasi bisa dilakukan dengan mendorong program pembiakan semi alami yang lebih aktif. Mengingat populasinya di alam liar sangat kritis, maka perlindungan habitat saja tak cukup untuk menyelamatkan ," katanya.
Atas itu, dibutuhkan kepedulian pemerintah untuk menyikapi kondisi ini. Apalagi, pemerintah telah menargetkan akan ada pertumbuhan populasi badak sebesar 10 persen dalam kurun waktu 2015-2019 di Indonesia. Meski diakui di Jawa sudah terpenuhi, namun tetap akan sia-sia jika justru menghilang akibat luput perhatian.