Kemah Budaya Nasional 2016 di Belitung Ditutup
- VIVA.co.id/Bayu Nugraha
VIVA.co.id – Kemah Budaya Nasional (KBN) ke VII tahun 2016 yang diselenggarakan di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung resmi ditutup. KBN diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kwartir Gerakan Pramuka dengan Pemkab Belitung sejak 19-23 September 2016.
Mendikbud Muhadjir Effendi yang sedianya menutup acara ini diwakili oleh Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Haris Iskandar. Haris mengatakan ketidakhadiran Mendikbud lantaran harus mengunjungi bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat.
Dalam acara tersebut, pemuda dari 34 provinsi melakukan beberapa kegiatan seperti kemah, kegiatan budaya, penyuluhan tempat wisata, penanaman pohon, bakti sosial, penjelajahan, api unggun, pemutaran film-film Indonesia serta aksi karnaval.
Pada penutupan ini, setiap provinsi yang terdiri dari 16 pria dan 16 perempuan menampilkan baju, kesenian dan kebudayaan masing-masing di depan masyarakat.
Penutupan ini juga dihadiri Bupati Belitung, Sahani Saleh. Acara yang diselenggarakan di Pantai Tanjung Pendam menjadi tontonan masyarakat setempat, wisatawan baik lokal maupun luar negeri.
Dalam sambutannya mewakili Mendikbud, Haris mengatakan, Festival KBN dimaknai sebagai semangat nyata bahwa kegiatan yang berdaya guna untuk generasi muda.
"Kegiatan pramuka sebagai kegiatan pemuda yang berdaya guna nyata, berkarya di masyarakat yang nanti berimplikasi luas maknanya bagi bangsa dan umumnya," kata Haris di Pantai Tanjung Pendam, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung.
Ia menuturkan, penyelenggaraan KBN yang merupakan bentuk relasi kerja sama antara Kemendikbud beserta kwartir gerakan Pramuka dengan Pemkab Belitung, adalah kegiatan untuk meningkatkan pemahaman, wawasan gerakan pramuka di bidang kebudayaan serta karakter kebangsaan.
"Melalui kegiatan ini adik-adik diharapkan agar kelak memiliki karakter bangsa Bhinneka Tunggal Ika dan mampu hidup bersama dalam rukun dengan keanekaragaman serta menjadi warga negara yang mandiri, peduli serta bertanggung jawab dalam pelestarian budaya," ujar Haris. (ase)