Gubernur NTT Gembira Tiga Warganya Bebas dari Abu Sayyaf

Frans Lebu Raya
Sumber :
  • Antara/ Nyoman Budhiana

VIVA.co.id – Tiga warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak 9 Juli 2016 di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia Timur, telah dibebaskan. Ketiganya merupakan warga asal Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Bisa Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi, Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Didorong Beroperasi Tepat Waktu

Para sandera masing-masing adalah Teodorus Kopong Koten (42 tahun), Emanuel Arakian Maran (46 tahun), dan Lorens Lagadoni Koten (34 tahun). Mereka merupakan awak kapal bernomor LD /114/5S milik Chia Tong Lin, berbendera Malaysia.

Menanggapi kebebasan ketiga warganya, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, mengapresiasi upaya keras pemerintah. Kabar gembira itu pun sudah diteruskan kepada keluarga ketiga korban tersebut, di Desa Laton Liwo, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur.

Kisah Warga di Desa Banuan NTT, Tempuh 5 Jam Jalan Kaki Demi Dapat Air Bersih

“Atas nama masyarakat dan keluarga dari tiga mantan sandera, kami sampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah membebaskan tiga warga NTT dari tangan kelompok Abu Sayyaf. Harapannya supaya kejadian serupa tidak terjadi lagi,” Kata Frans kepada VIVA.co.id, Rabu, 21 September 2016.

“Kabar baik ini sudah disampaikan ke pihak keluarga hari Senin kemarin (19 September 2016) dan mereka sedang menantikan kedatangan tiga bekas sandera Abu Sayyaf itu dari Manila (Filipina),” ujar Lebu Raya.

Begini Cara Mudah Cek Bansos Lewat HP Android, Gratis dan Cukup Siapkan KTP

Untuk memudahkan komunikasi dengan keluarga mengenai proses pemulangan para sandera, istri para korban ditempatkan sementar di Larantuka, ibu kota Flores Timur. "Di desa Laton Liwo itu belum ada sinyal HP (handphone), makanya pihak keluarga diminta untuk menunggu di Larantuka supaya gampang mendapat informasi dari pusat atau provinsi,” jelasnya.

Sepanjang 2016, terhitung sejak Maret hingga Juli, ada 24 warga negara Indonesia yang telah menjadi korban pembajakan kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Seluruhnya merupakan anak buah kapal yang bekerja di berbagai perusahaan, baik itu Malaysia maupun Indonesia.

Meski begitu, dari 24 sandera sejak periode Maret-Juli itu, sudah 14 sandera dibebaskan. Ditambah dua sandera yang melarikan diri pada Agustus lalu dan berhasil ditemukan warga setempat. Mereka semua sudah kembali ke Indonesia.

Disamping itu, September ini ada empat lagi sandera asal Indonesia yang akan pulang dalam waktu dekat. Tiga diantaranya merupakan warga NTT, dan seorang lagi identitasnya masih belum diungkap pemerintah. Total ada 20 dari 24 sandera yang berhasil dibebaskan. Artinya tersisa empat sandera lagi yang masih ditahan kelompok bersenjata di Filipina selatan ini.

Laporan: Jo Mariono - NTT

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya