Longsor di Sumedang, Tiga Tewas

Ilustrasi/Bencana longsor
Sumber :
  • Jafkhairi

VIVA.co.id – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menyebabkan tanah longsor di Desa Cimareme. Dalam peristiwa ini, dilaporkan tiga orang tewas tertimbun tanah. 

Cara Pertamina Dorong UMKM Binaan Regional Naik Kelas ke Nasional

"Ada lima korban yang rumahnya tertimbun, tiga meninggal dunia, dua selamat," ujar Komandan Kodim 0610/Sumedang, Letkol Inf. FX Sri Weliyanto, di lokasi, Rabu, 21 September 2016.

Jenazah para korban saat ini sudah disemayamkan di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.

6 Desa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Akan Direlokasi, Ini Alasannya

Longsor yang terjadi pada Selasa, 20 September 2016 sekitar pukul 21.30 WIB ini juga menutup Jalan Cadas Pangeran yang menghubungkan Sumedang-Bandung dan menyebabkan kendaraan menuju Sumedang dan sebaliknya sempat tidak bisa lewat.

Aparat gabungan dari TNI, Polri dan Badan SAR Nasional sudah berupaya membersihkan longsoran tanah sepanjang 20 meter yang menutup jalan. Sementara untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan, Warga Ciherang dan Cimareme diungsikan oleh aparat setempat ke lokasi yang lebih aman dari bahaya longsor.

Gelar Rapat Malam-malam, Prabowo Bahas Erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Tim Reaksi Cepat BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Barat sudah memberikan pendampingan penanganan darurat.

Saat ini kebutuhan mendesak adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Serta beras dan makanan untuk penanganan pengungsi.

BNPB juga mengimbau masyarakat umum agar meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Hujan akan terus meningkat hingga mencapai puncak pada Januari 2017 mendatang. "La Nina, dipole mode negatif dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar dari normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor," kata Sutopo.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, juga mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi cuaca ekstrem yang terjadi pada 19-22 September.

Laporan: Jhon Hendra – Sumedang/Jawa Barat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya